Tabanan, Baliglobalnews
Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, menghadiri serta membuka Biaung Art Festival 2023 di Wantilan Desa Biaung pada Rabu (25/10/2023) sore.
Parade Budaya bertemakan “Sagilik Saguluk Salunglung Sabayantaka” yang bermakna hidup berdampingan secara damai, saling menghormati dan saling mengingatkan kekeliruan di antara kita ini, merupakan gagasan yang berasal dari Kepala Desa Biaung dan diteruskan oleh golongan milenial Karang Taruna Desa Biaung. Dengan masa persiapan selama satu bulan penuh, dan pelaksanaan yang berjalan sampai 3 hari ke depan hingga 28 Oktober mendatang, dengan melibatkan beragam lomba seperti tari-tarian, barong bangkung, baleganjur yang diikuti oleh seniman-seniman lokal.
Yang menjadi sorotan dalam kegiatan ini adalah seluruh pendanaan didapatkan dari dana gotong royong. Baik melalui pendaftaran peserta maupun sponsor serta relawan. Dengan penuh kesederhanaan, Desa Biaung berhasil mengimplementasikan gagasan, menjadi sebuah momentum yang menitikberatkan budaya dan mendapat perhatian tinggi dari Pemerintah dan masyarakat Tabanan.
“Walaupun waktu sangat pendek dan tidak ada dana, bermodal nekat, acara tetap berjalan dengan semangat luar biasa, bisa mewujudkan Biaung Art Festival yang luar biasa ini,” kata Sanjaya.
Bupati Sanjaya mengapresiasi Perbekel, panitia dan seluruh komponen masyarakat yang telah bahu-membahu membuat event budaya yang sangat membanggakan ini. “Saya buka ruang dan waktu setiap desa dan kecamatan boleh membuat event apapun,” ujarnya. Festival yang dibangun dari desa ini menjadikan fenomena pembangunan yang tumbuh dari bawah. Desa terbangun dan identitas desa juga terbangun.
Walaupun biaya kecil awalnya digali dengan semangat gotong-royong menciptakan sebuah event, dibuat dengan sederhana tapi dengan kekompakan semangat gotong-royong luar biasa, sehingga terwujud festival ini, Pemerintah Kabupaten Tabanan memberikan penghargaan luar biasa terhadap Desa Biaung. “Karena memulai sesuatu tidak mudah, dari kecil dulu, seperti sekarang ini, tidak serta kita mengandalkan biaya tapi keterlibatan Desa Adat semuanya. Sederhana tapi suatu saat akan menjadi festival yang lebih berkualitas dan berkelas dan bisa dijadikan sebuah agenda tahunan untuk festival yang ada di Biaung ini,” katanya.
Pihaknya juga meyakini Biaung Festival ini pasti dibuat oleh desa dan untuk desa. “Dari kita oleh kita, untuk kita, khususnya Desa Biaung. Banggalah menjadi warga Desa Biaung yang sudah bisa membangun kegiatan, walaupun kecil tapi sangat luar biasa, menggugah hati seniman, UKM, ekonomi kerakyatan dan lain lain, serta bapak dan ibu-ibu juga yang jarang tampil. Suasana meliang-liang yang bagus sekali, kegiatan ini pasti saya di Pemerintah mendukung asal masyarakat senang dan gembira,” katanya.
Dengan penuh kesederhanaan, I Putu Heri Eka Prasetya selaku panitia juga menyebutkan, meskipun dana yang terkumpul tidak banyak, tetapi acara diharapkan dapat berlangsung dengan lancar. “Persiapan acara ini melibatkan seluruh Masyarakat Desa Biaung, bekerja sama dengan Jero Bendesa Adat se-Biaung, dan seluruh komponen masyarakat. Dalam kesederhanaan kami tetap ingin melaksanakan acara ini sebagai bentuk dukungan program Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Menuju Tabanan Era Baru yang berlandaskan kebudayaan,” katanya.
Pembukaan Art Festival yang berlangsung di Wantilan Desa Adat Biaung saat itu, juga dihadiri oleh Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda Tabanan, para kepala OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, para kepala bagian di Setda Kabupaten Tabanan, Camat Penebel dan unsur Forkopimcam Penebel, serta bendesa adat se-Desa Biaung dan juga diikuti oleh para seniman yang memadati lokasi acara di sore hari tersebut. (bgn003)23102516