Tabanan, Baliglobalnews
Menyemarakkan perayaan HUT ke-530 Kota Tabanan, Komunitas Perupa Maha Rupa Batukaru, Tabanan, menggelar sarasehan seni bertajuk ”Bergerak Bersama Lumbung Seni Menuju Tabanan Era Baru”. Gelar acara yang bekerja sama dengan Pemkab Tabanan, dalam hal ini Dinas Kebudayaan, dilangsungkan Selasa (14/11) di Gedung Kesenian Ketut Maria, Tabanan.
Bupati Tabanan, I Komang Sanjaya, akan membuka sarasehan sekaligus sebagai pembicara. Tampil juga narasumber I Putu ”Leong” Sutawijaya, seniman kenamaan pemilik Sangkring Art Space Yogyakarta, dan Wayan Seriyoga Parta, dosen senirupa Universitas Gorontalo yang kurator dan pendiri Gurat Institut. Tak ketinggalan, pematung tersohor Nyoman Nuarta juga akan memberikan sekapur sirih secara online.
Ketua Maha Rupa Batukaru, Wayan Wijaya, mengatakan selain sarasehan seni, kegiatan ini akan diisi dengan pengukuhan Pengurus Maha Rupa Batukaru dan workshop melukis wayang.
Wijaya menyebutkan Tabanan yang termasyur dengan julukan daerah lumbung padi, sejatinya juga memiliki potensi besar dalam seni. Karena itu Tabanan juga dikenal sebagai “lumbung” seniman yang banyak melahirkan seniman, baik di bidang seni tari, karawitan, maupun seni rupa. Dalam bidang seni tari, nama I Ketut Maria yang sering disebut Ketut Mario, sudah sangat populer dan kiprah seninya telah mendunia.
Di bidang seni tri matra, Tabanan melahirkan maestro seniman patung Nyoman Nuarta yang terkenal dengan karya-karya monumentalnya, salah satunya patung Garuda Wisnu Kencana. Dalam bidang seni lukis, Tabanan melahirkan seniman maestro Made Wianta yang karya-karyanya sangat kompetitif dalam percaturan seni rupa internasional. Dalam bidang senirupa, Tabanan juga memiliki seniman yang akademisi Gusti Nengah Nurata, perupa Putu Sutawijaya dan I Made Sumadiyasa, yang karya-karyanya diapresiasi dalam kancah seni rupa nasional dan international.
Dalam percaturan seni rupa saat ini, Tabanan juga melahirkan seniman-seniman potensial yang diperhitungkan dalam medan seni rupa kontemporer. Sebut saja Made Gunawan, Nyoman Wijaya, Made Sutarjaya, Made Susana, Suastama, Wahyu Senayadi, Sunadi Doel, Ari Winata, Ketut Mastrum, Wayan Santrayana, Wayan Naya S, Kenak, Made Somadita, Made Suryadarma, Ketut ”Kabul” Suasana, Sukarma, Astika, Cyk Daeng dan lain-lain. Tabanan juga memiliki seniman perempuan yang saat ini karya-karyanya banyak dilirik di event international seperti Murali’s Sinta Tantra, yang banyak mengisi ruang publik di tembok besar di Inggris dan beberapa negara lainya.
Potensi besar di bidang seni itu tentu menjadi kebanggaan Tabanan, yang jejak kesenimanan mereka penting diarsipkan atau dicandikan, salah satunya dalam bentuk buku. Sebab, buku merupakan salah satu artefak nyata, sebagai landasan pengetahuan dan referensi bagi generasi mendatang. Kiprah berkesenian para seniman Tabanan penting didokumentasikan, sehingga menjadi catatan sejarah yang menginspirasi generasi muda mendatang.
Dalam konteks itu, Komunitas Perupa Tabanan atau Maha Rupa Batukaru, ingin berkontribusi dalam memajukan Tabanan dengan berkesenian. ”Mengawali langkah itu, kami bermaksud mengadakan sarasehan seni dengan mengambil tema, ”Bergerak Bersama Lumbung Seni Menuju Tabanan Era Baru serangkaian HUT ke-530 Kota Tabanan,” ujar Wijaya.
Sarasehan ini akan dihadiri perupa Tabanan, guru yang mengampu mata pelajaran seni budaya se-Kabupaten Tabanan dan budayawan. (bgn003)23111317