Yogyakarta, Baliglobalnews
Pengelolaan dan perkembangan pariwisata di Kota Jogja, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki kesamaan dengan Provinsi Bali, yang menonjol wisata budaya.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogjakarta Cesaria Eka Yulianti pada Jumat (1/11/2024). Dia menyebutkan pariwisata di Kota Jogja tidak jauh beda dengan yang di Bali dengan mengedepankan wisatawan berbasis budaya.
“Budayanya kita gali, karena budaya itu dapat dieksplor dengan berbagai cara, dengan melihat kondisi saat ini. Misalnya, saat ini kita menerangkan kepada gen Z konsep keraton itu tidak sangat berat, beda dengan usia yang shuttle,” katanya.
Dispar Kota Jogja mengajak milenial dan gen Z lebih melirik budaya di DIY dengan ramuan yang simpel. Demikian juga segmen wisatawan asing, bisa diperkenalkan sejarah bangunan di Jogja dan menjelaskan bagaikan cerita sejarahnya dan filosofinya, sehingga lebih menarik wisatawan mancanegara.
“Jadi tergantung segmen pasarnya siapa, dan nanti kemasannya berbeda,” katanya.
Dia mencontohkan wisata Kota Baru dan Kota Gede memiliki filosofi yang berbeda, demikian dengan Pakualaman yang Budayanya berbeda-beda. “Kalau Kota Baru ini lebih identik Belanda, jadi bagaimana kehidupan mereka dahulu di sini, arsitekturnya, dan makanan, cara berbusana maupun musiknya yang kami tonjolkan,” katanya.
Sementara Sekretaris Dinas Pariwisata DIY Lis Dwi Rahmawati menyatakan terus belajar membuat inovasi. Salah satunya kegiatan atraksi di sejumlah tempat di desa-desa wisata untuk mempertahankan Pariwisata di Yogyakarta. “Objek wisata Keraton dan Prambanan masih menjadi unggulan. Saat ini kami ingin mencari quality tourism atau wisatawan yang esperian. Bukan jumlah yang dicari saat ini, tapi orang yang ingin belajar budaya ke keraton,” katanya. (bgn008)24110202