Tabanan, Baliglobalnews
Memaknai Perayaan Tumpek Uye yang jatuh setiap 210 hari sekali, Sekda I Gede Susila mewakili Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, bersama dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Tabanan melaksanakan upacara Segara Kerthi di Pura Segara, Banjar Kedungu, Desa Adat Kedungu, Desa Belalang, Kecamatan Kediri, Tabanan, pada Sabtu (25/3/2023).
Upacara segara kerthi ini merupakan kali ketiga dilaksanakan, setelah berlangsung di Pantai Yeh Gangga pada Agustus lalu. Keberlangsungan upacara ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Gubernur Bali nomor 3 tahun 2023, tentang Perayaan Rahina Tumpek Uye dengan Upacara Segara Kerthi sebagai pelaksanaan Tata-titi Kehidupan Masyarakat Bali Bedasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kethi dalam Bali Era Baru.
Dalam Tumpek Uye telah terlaksana upacara yang berlangsung secara sekala dan niskala. Secara niskala berupa persembahyangan di Pura Segara dan secara sekala yakni pelepasan tukik dan burung di pesisir Pantai Segara Kedungu. Oleh karena itu, Pura Segara dipilih sebagai lokasi terbaik guna membangun keharmonisan manusia dengan unsur alam dan laut.
Sebagaimana diketahui, rahina Tumpek Uye dimaknai sebagai pemuliaan satwa wewalungan (binatang/satwa) sebagai kepercayaan masyarakat Hindu Bali, yakni bagian dari penghuni bumi dan alam yang lebih dahulu dari manusia. Oleh karenanya, manusia memiliki kewajiban untuk menghormati dan memuliakannya melalui pelaksanaan upacara Segara Kerthi sebagai upaya meraih keharmonisan dengan unsur alam.
Dalam sambutan Bupati Sanjaya yang dibacakan oleh Sekda Susila pagi itu, pihaknya menekankan bahwa pelaksanaan upacara Segara Kerthi ini berlaku sebagai pedoman dalam tata titi kehidupan masyarakat bali yang harmonis dan seimbang dan kehidupan krama bali yang adiluhung. “Pemerintah Kabupaten Tabanan berusaha untuk selalu menjaga kesucian, kelestarian, keseimbangan, keselarasan, keharmonisan alam dan isinya secara sekala dan niskala. Agar tercapai kelestarian secara agama, adat dan tradisi beserta seni dan budayanya,” katanya.
Selain itu, kata dia, perayaan rahina Tumpek Uye merupakan wujud pelaksanaan nilai-nilai adiluhung Sad Kerthi dengan upacara segara kerthi untuk menyucikan laut. “Perayaan Rahina Tumpek Uye memiliki makna sebagai penghormatan dan terima kasih kepada binatang karena dapat membantu dalam kehidupan manusia,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata I Made Yudiana menyampaikan pelepasan tukik dan burung dilakukan sebagai bagian dari keseimbangan pelaksanaan upacara secara sekala dan niskala. “Saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran yang hadir, serta berharap agar uleman ini dapat mamargi antar, labda karya, sida sidaning don,” tuturnya. (bgn003)23032502