Media Informasi Masyarakat

Seminar Nasional PWI Bali: Wagub, BI dan ARW Ajak Cinta, Bangga dan Paham Rupiah

Denpasar, Baliglobalnews

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bali bekerja sama dengan Anggota DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya dan BI menggelar seminar nasional tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah di Balai Diklat BKPSDM Provinsi Bali pada Selasa (19/7).

Seminar nasional yang dibuka Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, menghadirkan narasumber sekaligus penggagas acara tersebut yakni Anggota DPR-RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya yang dipopulerkan dengan singkatan ARW, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho dan Akademisi Dewi Bunga.

Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid itu diikuti peserta dari kalangan wartawan, mahasiswa, lembaga pemerintah dan swasta serta masyarakat umum. Wagub dan narasumber mengajak audien untuk cinta rupiah, bangga rupiah dan paham rupiah.

Wagub yang akrab disapa Cok Ace mengatakan betapa penting untuk mengetahui ciri-ciri keaslian uang rupiah yang dipakai bertransaksi sehari-hari untuk menghindari terjadinya kerugian akibat beredarnya uang palsu.

Cok Ace juga menyampaikan bahwa sesuai dengan visi Pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, salah satu program strategis yang dikembangkan adalah ‘Bali Smart Island’ yang tujuannya mendorong berbagai kemajuan teknologi untuk mendukung pemanfaatan teknologi dalam penyebarluasan informasi serta pertumbuhan perekonomian di Bali.

ARW menyatakan semua transaksi di Indonesia wajib menggunakan uang rupiah. “Masak masih mengunakan mata uang asing dari negara lain,” katanya.

Anggota Komisi XI DPR RI I itu menekankan cinta rupiah berkaitan dengan keaslian dan merawat rupiah, merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk mengenali karakteristik dan desain uang rupiah, memperlakukan rupiah secara tepat, menjaga rupiah dari kejahatan uang palsu. “Bangga rupiah merupakan perwujudan kemampuan masyarakat memahami rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan NKRI dan alat pemersatu bangsa,” katanya.

Politisi senior PDI Perjuangan itu mengungkapkan lahirnya UU Mata Uang Rupiah melalui perdebatan yang sangat panjang di DPR RI, hinga bisa disahkan pada tahun 2011. Dia mencontohkan dalam tahap perencanaan selain burung Garuda, gambar tokoh-tokoh siapa yang dimasukkan dalam uang rupiah.

ARW juga mengingatkan jangan sekali-sekali menulis apapun di atas uang rupiah, karena akan bisa berakibat dipidana. “Jangan disteples, karena tidak bisa dimasukkan ke ATM,” katanya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, menampik kalau orang yang menyimpan uang dollar mempunyai kepentingan tertentu untuk mengantisipasi kenaikan nilai mata uang. Dia mencontohkan orangtua yang mempunyai anak kuliah di luar negeri, yang mau berobat di luar negeri, atau pengusaha impor.

Trisno Nugroho menjelaskan tahap peredaran uang rupiah yakni perencanaan, pencetakan, pengeluaran dan pengedaran. Hanya BI yang boleh mengedarkan uang rupiah serta ada siklus pencabutan dan penarikan serta pemusnahan terhadap uang rupiah yang sudah tidak dipakai lagi. “Kami memastikan uang yang beredar di masyarakat uang layak edar,” katanya.

Dia menyebutkan ciri-ciri uang rupiah dengan adanya tanda pengaman  “Untuk mengenali uang rupiah asli dapat dilakukan dengan dilihat, diraba dan diterawang,” katanya. (bgn003)22072003

Comments
Loading...