Media Informasi Masyarakat

Atlet Panjat Tebing Andalan Indonesia Desak Made Ingin Juara di Kampung Halaman

Jakarta, Baliglobalnews

Atlet panjat tebing putri andalan Indonesia Desak Made mengatakan sangat termotivasi menjadi juara di kampung halaman sendiri, yakni dalam International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup Bali 2025, Bali pada 2-4 Mei.

Menurut dia, motivasi menjuarai piala dunia di kampung halaman sendiri dalam ajang bergengsi tersebut, merupakan bentuk kebahagiaan lebih dibandingkan menjadi juara di negara lain. “Ya apalagi nanti di Bali, keluarga, terus teman-teman pasti banyak yang bakalan mendukung dan itu membuat semangat semakin membara untuk membela Indonesia,” kata Desak di sela mengikuti sesi latihan dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (18/4/2025).

Dia menjelaskan, Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk mendulang sebanyak-banyaknya medali emas dari nomor speed yang diikutinya, dibandingkan dengan dua nomor lainnya, yakni lead climbing dan bouldering climbing. Meski begitu, secara pribadi dia tidak ingin tampil memaksakan diri dalam turnamen itu, karena lebih memikirkan efek jangka panjang untuk menjaga ketahanan fisik dan mental, usai menjalani jadwal yang padat pada tahun lalu. “Persiapan maksimal tentu tetap dilakukan, mulai dari fisik, teknik, dan mental,” ujar perempuan bernama lengkap Desak Made Rita Kusuma Dewi itu.

Perempuan berumur 24 tahun itu menambahkan, kondisi fisik dia saat ini sudah cukup bagus, walaupun pelatih juga sudah mengimbau agar tidak memaksakan diri saat bertanding nanti.

Desak Made merupakan salah satu atlet panjat tebing putri andalan Indonesia pada saat ini.

Prestasi terakhir perempuan kelahiran Kabupaten Buleleng, Bali itu adalah merebut medali emas dalam Kejuaraan Dunia IFSC 4 Speed Madrid 2024 di Spanyol pada Oktober lalu.

Dia merupakan seorang atlet Olimpiade yang berpartisipasi pada edisi Paris 2024. Namun, keberuntungan belum berpihak kepada perempuan kelahiran 24 Januari tersebut karena langkahnya terhenti di babak perempat final.

Namun dia juga mengatakan semua peserta piala dunia atau International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup Bali 2025, Bali, 2-4 Mei, memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara. Menurut dia, setiap negara yang akan menjadi peserta memiliki atlet andalan masing-masing yang sudah mempersiapkan diri dengan semaksimal mungkin sehingga persaingan akan semakin ketat. “Jadi, seluruh atlet yang ikut bertanding di Bali nanti mempunyai peluang untuk menjadi juara,” kata Desak di sela mengikuti sesi latihan dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Bekasi, Jawa Barat, Kamis.

Atlet speed climbing itu menjelaskan, negara seperti Amerika Serikat, Prancis, Polandia, China, begitu juga Indonesia memiliki tradisi juara yang intens sehingga peta kekuatannya relatif merata. Ditambah, negara-negara Asia lainnya juga jauh berkembang, seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan lainnya.

Untuk itu, lanjut dia, yang perlu dilakukan adalah fokus kepada persiapan diri masing-masing guna menghindari kesalahan saat memanjat. Sebab, lawan terberat ada dalam diri sendiri agar bisa mengontrol dan tidak terbawa emosi. “Setiap atlet tidak boleh terlalu percaya diri (overconfidence), karena itu juga tidak bagus,” ujar perempuan berumur 24 tahun dan bernama lengkap Desak Made Rita Kusuma Dewi itu.

Indonesia berencana memanfaatkan kuota atau jatah maksimal sebagai tuan rumah untuk mengikuti IFSC World Cup Bali 2025.

Pelatih tim panjat tebing Indonesia Hendra Basir menyatakan Indonesia berencana mengirim 10 atlet putra dan sembilan orang untuk putri, dalam nomor speed. Sedangkan untuk nomor bouldering, Tim Merah Putih akan diwakili masing-masing enam atlet putra dan putri.

Sementara, total negara peserta yang bergabung dalam piala dunia itu tercatat 30 negara dan akan bersaing di tiga nomor yakni speed climbing, lead climbing, dan bouldering climbing. (ant/bgn003)25041809

Comments
Loading...