Pupar LPPM Unud Terima Kunjungan Perangkat Desa Kota Batu, Malang
Denpasar, Baliglobalnews
Pusat Unggulan Pariwisata Lembaga Penelitian dan Pengabadian kepada Masyarakat (Pupar LPPM) Unud menerima dikunjungi rombongan perangkat Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, pada Jumat (24/11/2023).
Rombongan beranggotakan 25 orang dipimpin Sekretaris Desa Tulungrejo Herdi Saxono bertujuan mendapatkan langkah-langkah praktis dan strategis pengembangan wisata perdesaan di desa tersebut.
Rombongan diterima peneliti Pupar Unud I Made Sarjana, dan Agus Muriawan Putra yang berbagi strategi percepatan pengembangan pariwisata di desa tersebut. Made Sarjana menceritakan pariwisata perdesaan dibangun untuk menciptakan lapangan kerja dan juga kesempatan masyarakat desa sehingga masyarakat lokal dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
“Pariwisata perdesaan merupakan implementasi pembangunan pariwisata berkelanjutan juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan serta didukung masyarakat setempat,” katanya.
Ketua Lab. Subak dan Agrowisata itu menambahkan keterlibatan masyarakat mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga evaluasi menjadi factor kunci keberlanjutan pariwisata perdesaan termasuk di Desa Tulungrejo.
Sarjana memaparkan Pupar Unud berupaya berkontribusi terhadap pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di seluruh pelosok nusantara. Pupar hadir di sejumlah provinsi maupun daerah tingkat II di Indonesia seperti Provinsi Maluku Tenggara, Kabupaten Merauke (Papua), Mahakam Ulu (Kaltim), maupun Kaimana (Papua Barat).
“Kami juga terlibat pengembangan pariwisata di tingkat desa seperti pengembangan masterplan Ratu Bhasma di Desa Babahan dan Masterplan “Astungkara” di Desa Angseri, Kabupaten Tabanan. Kami berhasil mengidentifikasi keunikan potensi desa secara baik, karena dukungan masyarakat sehingga tematik yang ditawarkan sebagai produk pariwisata menjadi spesifik dan inovatif,” tuturnya.
Agus Muriawan Putra memaparkan terkait pariwisata perdesaan di Desa Tulungrejo. “Tulungrejo memiliki potensi wisata yang sangat beragam dan unik, seperti Pura Luhur Giri Arjuno, serta potensi pertanian seperti perkebunan dan peternakan,” kata Dosen Fakultas Pariwisata Unud itu.
Pihaknya yang beberapa kali berkunjung ke Tulungrejo dengan tujuan perjalanan spiritual (tirtayatra) dan juga mendampingi mahasiswa praktik lapangan (PL) meyakini Desa Tulungrejo mampu dikembangkan sebagai destinasi wisata impian karena suasana perdesaan yang sejuk dan pemandangan yang indah.
UMKM mendukung pengembangan wisata perdesaan, jelasnya, juga sudah berkembang baik seperti adanya olahan pangan lokal berupa camilan kering yang menjadi cendera mata. Ditambahkan untuk menakar seberapa jauh pariwisata mampu berkontribusi secara baik kepada desa memang perlu evaluasi dan penyusunan masterplan.
Iwan dan Eka Ayu Ananda mengapresiasi paparan peneliti PUPAR tersebut. Iwan menjelaskan pertemuan tersebut sesuai dengan ekspektasinya dalam kunjungannya ke Pupar mendapatkan sesuatu yang bermanfaat. Disebutkan, ada dua kendala krusial dalam pembangunan pariwisata di Desa Tulungrejo yakni proses perizinan pengembangan DTW buatan yang berbelit, dan juga mengintegrasikan pengelolaan seluruh Daya Tarik Wisata dalam satu pintu dibawah pemerintahan desa. Agus Muriawan Putra menanggapi terkait rumitnya perizinan harus ditelusuri secara baik apa penyebabnya.
Dia mencontohkan peruntukan tempat yang dibangun tidak sesuai seperti kawasan pertanian/hutan lindung yang tidak seharusnya dialihfungsikan diusulkan pengembangan fasilitas pariwisata maka situasi semacam ini menghambat proses pembangunan. “Jadi rencana pembangunan disesuaikan dengan peruntukkan kawasan di Rencana Detail Tata Ruangnya, untuk itu dibutuhkan penyusunan masterplan,” tuturnya.
Acara tersebut ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama.
Berita ini juga dapat diakses melalui http://www.unud.ac.id. (bgn008)23112615