Peringatan Hari Guru Sedunia: Kepemimpinan Guru, Komponen Utama dalam Inovasi di Dunia Pendidikan
Denpasar, Baliglobalnews
Setiap tahun tanggal 5 Oktober sejak tahun 1994, UNESCO merayakan Hari Guru Sedunia (World Teachers Day/WTD) untuk memperingati ulang tahun penandatanganan Rekomendasi ILO / UNESCO 1966 tentang Status Guru. Forum ini membahas seputar hak dan tanggung jawab guru, dan standar untuk persiapan awal mereka, pengembangan profesional berkelanjutan, pengerahan, pekerjaan, kondisi pengajaran dan pembelajaran. Melibatkan para pakar, kegiatan ini juga akan berisi dialog terkait rekomendasi para guru terhadap kebijakan di bidang pendidikan.
UNESCO melalui Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar peringatan Hari Guru Sedunia dengan tema “Guru: Memimpin dalam krisis, menata masa depan pendidikan di Indonesia”.
Saat ini, permasalahan kepemimpinan guru menjadi sangat relevan untuk merespon krisis. Di tengah perjuangan melawan pandemi COVID-19, peran guru bertambah penting untuk berkontribusi dalam menyediakan pembelajaran jarak jauh, memperhatikan dan mendukung kelompok rentan, pembukaan kembali sekolah, dan memastikan evaluasi hasil pembelajaran peserta didik yang efektif.
Tantangan lain di tengah proses pembelajaran yang berlangsung dalam jaringan (daring) untuk profesi guru dan tenaga kependidikan yaitu perkembangan teknologi. “Nilai utama dari proses pembelajaran adalah interaksi sosial dan ini tidak dapat digantikan oleh teknologi apa pun. Akan tetapi, kita perlu sadari bahwa teknologi telah mengubah cara hidup kita semua. Mari kita manfaatkan teknologi, maksimalkan kemampuan mengajar kita.,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim saat membuka Peringatan Hari Guru Sedunia (World Teachers Day), yang berlangsung secara virtual, Kamis (8/10/20).
“Kepemimpinan para guru di masa sulit ini terkait dengan kesanggupan para guru untuk tetap menyiapkan masa depan bagi murid-muridnya meski di tengah keterbatasan, bahkan untuk murid-murid yang termasuk pada kelompok rentan. Upaya tersebut patut kita berikan penghargaan yang setinggi-tingginya,” imbuhnya.
Para guru lanjut Mendikbud, tidak hanya bertugas untuk memastikan kelangsungan pembelajaran, tapi juga berperan mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan murid mereka. Dalam berbagai kesempatan ia kerap menyampaikan bahwa fokus pendidikan adalah murid. Karena investasi yang paling berharga adalah investasi untuk sumber daya manusia.
“Terima kasih saya yang tak terhingga bagi Ibu dan Bapak guru. Yang telah mengorbankan waktu, tenaga, bahkan bagian dari hidupnya sendiri demi para murid,” ucap Mendikbud.
Selain berorientasi pada kebutuhan peserta didik, investasi yang tidak kalah pentingnya adalah guru atau pendidik. Kemendikbud terus memperjuangkan hak para pendidik melalui kebijakan rekrutmen, pengembangan pendidikan, peningkatan profesionalisme, dan peningkatan kesejahteraan guru.
Kemendikbud menghadirkan berbagai kebijakan dan program. Diantaranya, Program Guru Belajar untuk semua jenjang pendidikan. Program ini dirancang untuk membantu sebanyak mungkin guru dan tenaga kependidikan dalam melakukan pembelajaran jarak jauh yang sesuai dengan kondisi pandemi. Selain itu, Kemendikbud telah melatih 60 ribu guru dalam pelatihan ‘Pembelajaran Berbasis TIK’ agar para guru semakin mahir dalam memanfaatkan teknologi dalam mengajar.
Menambahkan strategi pengembangan guru, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Arief Rachman menjabarkan, ada lima bidang pekerjaan UNESCO yang dilakukan, yakni 1). Pemantauan instrumen normatif internasional tentang profesi guru; 2). Mendukung Negara anggota dalam pengembangan dan peninjauan kebijakan dan strategi guru; 3). Mengembangkan kapasitas untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran; 4). Meningkatkan pengetahuan dan berbasis hasil kajian untuk implementasi dan pemantauan target guru di Pendidikan 2030; dan 5). Melakukan advokasi dan berbagi pengetahuan untuk mempromosikan pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas.
Perlu diketahui, sebelumnya UNESCO sebagai tuan rumah Gugus Tugas Guru Internasional untuk Pendidikan 2030 telah aktif bekerja sama untuk mengatasi kesenjangan guru yang berkualitas dunia. “UNESCO secara khusus menyerukan anggota serikat untuk memastikan bahwa guru dan pendidik diberdayakan, direkrut secara memadai, terlatih dengan baik, berkualifikasi profesional, termotivasi dan didukung dalam sistem yang memiliki sumber daya yang baik, efisien dan diatur secara efektif”, urai Arief.
UNESCO menyebut, pelatihan, rekrutmen, retensi, status, dan kondisi kerja guru belum cukup ideal saat ini. Selain itu, di seluruh dunia masih terdapat kekurangan guru yang terlatih dengan baik. Data Institut Statistik UNESCO (UIS) menunjukkan bahwa sekitar 69 juta guru yang harus direkrut untuk memenuhi kebutuhan guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di tahun 2030.
Oleh karena itu, pada kesempatan Peringatan Hari Guru Sedunia Tahun 2020 ini Mendikbud berharap padaseluruh insan pendidikan agar menjadikan situasi pandemi ini sebagai laboratorium bersama untuk menemukan solusi-solusi serta inovasi-inovasi..
“Saya mengajak kita semua untuk melanjutkan kolaborasi yang telah terbentuk di masa pandemi ini. Karena sekarang saatnya kita menata ulang pendidikan. Sekarang saatnya kita melihat lebih jauh apa yang sebenarnya paling dibutuhkan para guru, murid, dan bangsa ini agar mampu melakukan lompatanlompatan kemajuan,” pesannya.
Pada webinar peringatan Hari Guru Sedunia tingkat nasional ini, salah satu sesinya menghadirkan narasumber yang kompeten di tingkat PAUD/TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB. Para narasumber tersebut berbagi praktik baik dan pengalaman seputar pembelajaran di masa pandemi.
Mereka adalah Zatiyah Lesyani, S.Pd dari RA/TK Istiqlal Jakarta; Agung Rahmanto, S.H., M.Pd dari SD Muhammadiyah Sapen, Yogyakarta; Taufik Nufantoro, S.Pd dari SMPN 1 Permata Kecubung; Dr. Harti Suprihatin dari SMAN 4 Bekasi; Sry Mulya Kurniati, M.Pd dari SMKN 6 Palembang; dan Mohamad Hikmat, S.Pd dari SLB N, Batang.
Ditambahkan Mendikbud, belajar dan berbagi merupakan kunci agar dapat menghadapi tantangan bersama. Tanpa adanya belajar dan berbagi, akan mustahil untuk dapat mengatasi semua masalah yang kita dihadapi. Terutama di masa pandemi ini.
“Saya mengajak seluruh insan pendidikan. Untuk menjadikan situasi pandemi ini sebagai laboratorium bersama. Untuk menemukan solusi-solusi serta inovasi-inovasi. Karena sekarang adalah saatnya kita menata ulang pendidikan untuk melihat lebih jauh apa yang sebenarnya paling dibutuhkan para guru dan murid. Apa yang sebenarnya dibutuhkan bangsa ini. Agar mampu melakukan lompatan-lompatan kemajuan,” pungkas Nadiem.(bgn008)20100827