Media Informasi Masyarakat

Harga Beras dan Cabai Naik Picu Inflasi Bali

Denpasar, Baliglobalnews

Berdasarkan komoditasnya, pemicu inflasi gabungan Kota IHK di Provinsi Bali, pada Januari 2023, disebabkan kenaikan harga pada komoditas beras, cabai rawit, cabai merah, sewa rumah dan canang sari.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, di Denpasar, mengatakan kenaikan harga beras disebabkan faktor musim tanam, sedangkan kenaikan harga cabai disebabkan keterbatasan produksi seiring dengan tingginya curah hujan Januari 2023.

“Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, Inflasi Gabungan Kota IHK di Provinsi Bali Januari 2023 mencapai 0,66% (mtm) atau 5,81% (yoy). Secara bulanan, inflasi gabungan tersebut meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (0,48%, mtm). Hal ini, akibat kenaikan harga komoditas pada kelompok makanan, minuman dan tembakau,” kata Trisno pada Jumat (3/2/2023)

Sementara  kenaikan harga canang sari disebabkan kenaikan permintaan untuk perayaan Galungan dan Kuningan. Namun demikian, inflasi lebih tinggi dapat tertahan dengan menurunnya harga BBM Non Subsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan PertaminaDex).

Demikian juga kenaikan harga sewa rumah di Bali, disebabkan oleh kenaikan permintaan sejalan dengan semakin pulihnya perekonomian Bali.

Berdasarkan pola historis 4 tahun terakhir, lanjut Trisno, Provinsi Bali diprakirakan mengalami deflasi pada bulan Februari 2023. Meski demikian, terdapat beberapa risiko tekanan inflasi, antara lain bersumber dari keterbatasan stok beras, karena masih dalam musim tanam padi, keterbatasan produksi hortikultura akibat curah hujan yang masih tinggi di Februari 2023.

“Sementara, dari sisi administered priced terdapat dampak lanjutan kenaikan tarif cukai terhadap harga rokok. Di sisi lain, harga canang sari diprakirakan kembali menurun seiring dengan kembali normalnya permintaan pasca perayaan Galungan dan Kuningan,” katanya.

Guna mengantisipasi itu, sinergi TPID Provinsi Bali Menahan Inflasi Januari terus dilakukan dengan operasi pasar yang dilakukan setiap hari oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota l, sehingga mampu menahan kenaikan harga lebih lanjut. “TPID Provinsi dan kabupaten/kota secara aktif terus melakukan pengendalian harga dan menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan,” katanya.

Upaya yang dilakukan TPID, dengan memperluas skala dan mengintensifkan operasi pasar komoditas pangan, meningkatkan peran perumda sebagai offtaker, memperluas cakupan Kerja sama Antar Daerah (KAD) di Provinsi Bali maupun di luar Bali, mengoptimalkan pemanfaatan lahan tidur milik Pemda sebagai lahan pangan, dan meningkatkan komunikasi harga pangan kepada masyarakat melalui berbagai media komunikasi.

“Berbagai upaya yang dilakukan TPID tersebut diharapkan mampu menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga di Bali,” katanya. (bgn008)23020305

Leave A Reply

Your email address will not be published.