Denpasar, Baliglobalnews
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho, mendukung UMKM Pulau Dewata go digital sebagai penopang perekonomian nasional maupun daerah sangat terdampak oleh Covid-19.

“Di Provinsi Bali sendiri, UMKM merupakan penopang perekonomian dengan jumlah mencapai 482 ribu mampu berkontribusi hingga 83,27% terhadap PDRB Bali,” kata Trisno dalam acara Webinar dengan tema “UMKM Go Digital from Local to Global Champion” di Denpasar, Kamis (26/11/2020).

Trisno mengatakan, webinar ini bertujuan untuk menjadi momen penggalian ide dan inovasi, pemberdayaan local heroes dan menjadi inspirasi untuk melahirkan optimisme bagi UMKM-UMKM nasional khususnya di Bali sebagai penopang ekonomi di era normal baru.

Pihaknya menyebut, UMKM juga difasilitasi platform transaksi pembayaran digital, seperti internet banking, standardisasi jasa sistem pembayaran berbasis uang elektronik, hingga pemanfaatan QRIS dalam transaksi UMKM sehari-hari.
“Bank Indonesia Provinsi Bali terus berupaya memfasilitasi sejumlah UMKM yang menjadi binaannya dan mitra terkait untuk terhubung dalam platform pemasaran digital, melalui program on boarding UMKM, kami telah memfasilitasi sejumlah UMKM untuk terhubung dalam platform pemasaran digital, baik melalui conversational commerce
maupun marketplace dan akses keuangan digital melalui fintech,” kata Trisno.
Pada webinar tersebut menghadirkan pembicara Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, dan Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
Sedangkan pada diskusi panel menghadirkan Deputi Kemenko Perekonomian M Rudy Salahuddin dan Direktur PT Bali Coklat Ida Bagus Nama Rupa.
Di Provinsi Bali, UMKM merupakan penopang perekonomian dengan jumlah mencapai 482 ribu, yang mampu berkontribusi hingga 83,27 persen terhadap PDRB Bali. Namun, dengan adanya COVID-19, hampir seluruh UMKM di Bali mengalami penurunan kinerja penjualan.
Hal ini terutama terjadi bagi UMKM yang belum memanfaatkan media sosial, website ataupun digital untuk saluran pemasarannya sehingga pemasaran masih berada di tingkat lokal saja.
“Untuk itu, sekarang lah saatnya untuk melakukan transformasi digital agar UMKM dapat bangkit kembali bahkan maju melesat,” ujarnya.
Akibat adanya pandemi Covid-19 maka momen transformasi digital semakin tidak terbendung dan tidak terhindarkan. Di tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antar manusia yang mengedepankan faktor cleanliness, healthy and safety, justru mempercepat integrasi ekonomi berbasis digital secara luas. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kebutuhan transaksi tanpa tatap muka berbasis online dan membutuhkan dukungan digital payment.
“Bank Indonesia telah merespon digitalisasi sistem pembayaran sejak Agustus 2019 dengan melaunching QRIS (QR Code Indonesian Standard) dan kini mendapat penghargaan dunia sebagai inovasi sistem pembayaran terbaik tahun 2020,” tutur Trisno.
Berdasarkan data BI Bali, jumlah merchant yang telah menggunakan QRIS per 20 November 2020 mencapai 158.552 merchant, atau meningkat sebesar 523% dibandingkan dengan awal tahun 2020. UMKM yang sudah terdigitalisasi dengan QRIS tersebut baru mencapai 32,91% dari total UMKM yang ada di Bali.
“Kami yakin kedepan dengan semakin massive nya transformasi digital, maka akan semakin banyak UMKM yang menggunakan QRIS dan pada akhirnya akan semakin mendorong percepatan kebangkitan perekonomian khususnya di Provinsi Bali,” tutup Trisno. (bgn004)20112643