Wawali Arya Wibawa Hadiri Arahan Presiden Jokowi terkait Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Nusa Dua

Denpasar, Baliglobalnews

Presiden Joko Widodo mengaku heran Indonesia masih mengimpor barang-barang yang sebetulnya bisa dibuat di dalam negeri. Pasalnya belanja barang impor dalam pengadaan barang dan jasa baik di kementerian, lembaga maupun pemerintah daerah masih tinggi.

Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi ketika memberikan arahan terkait Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Nusa Dua Bali, yang dihadiri seluruh menteri dan kepala daerah se-Indonesia, termasuk Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, di Hotel Grand Hyatt ITDC Nusa Dua Bali, Jumat (25/3).

“Begitu saya lihat pengadaan barang dan jasa seperti apa, makro dilihat mikronya dikejar. Cek yang terjadi, sedih saya. Belinya barang-barang impor semuanya,” katanya.

Presiden mencontohkan belanja barang impor yang tidak perlu. Seperti CCTV, kertas, pensil, buku tulis, alat pertanian non high-tech, tempat tidur rumah sakit, sampai sepatu. Padahal, barang-parang tersebut ada yang diproduksi dalam negeri.

Menurut Jokowi, dengan belanja mengimpor barang-barang tersebut malah memberikan pekerjaan bagi tenaga kerja di negara lain dan arus kapital mengalir ke luar negeri. “CCTV aja beli impor, padahal dalam negeri ada yang bisa bikin. Kita ini produksi dimana-mana , yang masih impor nanti saya umumkan,” katanya.

Dia menjelaskan untuk pengadaan barang dan jasa APBN menganggarkan RP 526 triliun, sedangkan APBD Rp 535 triliun. Tapi sebagian besar digunakan untuk belanja barang impor. Kalau 40 persen dari anggaran tersebut digunakan untuk belanja barang dalam negeri maka bisa menjadi trigger pertumbuhan ekonomi hingga dua persen.

“Ini kan dua persen lebih, nggak usah cari kemana-mana, tidak usah cari investor, konsisten saja beli di pabrik-pabrik kita. Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini, malah beli barang-barang impor,” katanya.

Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan sejak diluncurkan pada 14 Mei 2020 sampai dengan Februari 2022, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) telah mendorong pembukaan peluang usaha dan lapangan kerja baru.

“Sebanyak 5,5 juta UMKM artisan tambahan telah onboarding pada marketplace dengan total 17,2 juta unit di tahun 2021. Angka ini mencapai 57 persen dari target 30 juta UMKM yang onboarding pada tahun 2023, sehingga kami optimis akan mencapai target tersebut tepat pada waktunya,” kata Sandiaga Uno dalam laporannya kepada Presiden.

Dia menegaskan, pencapaian Gernas BBI ini terjadi karena adanya gerak bersama melalui kolaborasi yang dilakukan berbagai pihak, mulai dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, BUMN, platform marketplace dan para top brand.

Sandi menjelaskan Tim Gernas BBI terdiri dari 29 kementerian/lembaga dan 12 di antaranya dipilih sebagai campaign manager yang diharapkan mampu mengoordinasikan secara intensif di berbagai daerah. (bgn003)22032510

aksiafirmasibanggabuatanindonesianusaduapresidenjokowiwawaliaryawibawa
Comments (0)
Add Comment