Tunggal Putra dan Putri Indonesia Terhenti pada Babak 16 Besar BAC 2025

Jakarta, Baliglobalnews

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Alwi Farhan dan pebulun tangkis Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung terhenti pada babak 16 besar Badminton Asia Championships (BAC) 2025.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Olympic Sport Center Gymnasium, Ningbo, China, pada Kamis (10/4/2025) Alwin Farhan ditekuk tunggal putra Jepang Kenta Nishimoto dua gim langsung. Atas kekalahan tersebut, Alwi mengaku bermain dalam performa yang kurang maksimal karena terlalu mengikuti gaya permainan yang dilancarkan Kenta. “Sangat disayangkan memang, hari ini saya bermain kurang peka. Saya terpancing untuk mengikuti apa yang diinginkan lawan. Saya terpancing untuk banyak menyerang dan itu yang dia tunggu. Akhirnya saya juga banyak melakukan kesalahan sendiri,” katanya.

Dari kekalahan ini, Alwi mencoba untuk melakukan evaluasi terutama terkait dengan kontrol emosi di lapangan yang kerap kali terbawa suasana sehingga membawanya bermain begitu tergesa-gesa. Selain itu Alwi mengaku sejauh ini masih belum melakukan perubahan yang cukup signifikan dari segi gaya permainan yang kini memotivasinya untuk berbuat lebih seusai turnamen BAC 2025 kali ini. “Saya tidak bisa melakukan perubahan-perubahan yang signifikan. Ke depan saya harus bisa lebih menguasai emosi dan nafsu saya,” katanya.

Dengan tersingkirnya Alwi membuat Jonathan Christie menjadi satu-satunya tunggal Merah Putih yang tersisa di babak perempat final. Sebelumnya Jojo melaju ke perempat final usai menyingkirkan tunggal Malaysia Justin Hoh dalam dua gim langsung.

Sementara Gregoria tak dapat membendung langkah dari tunggal putri Korea Selatan Kim Ga Eun lewat drama rubber game, 17-21, 21-18, 12-21. “Kim Ga Eun bisa dibilang dari awal sudah tahu akan main seperti apa. Sudah menyiapkan pola untuk mengincar titik-titik lemah saya,” katanya.

Pebulu tangkis peringkat empat dunia tersebut mengatakan bahwa sebenarnya cukup nyaman dengan penerapan strategi di gim pertama. Namun sayangnya permainan yang terus dilancarkan oleh Gregoria tak begitu konsisten dan harus puas dengan kekalahan 17-21. Sedangkan di dua gim sisanya, Gregoria mengaku mati kutu karena Kim Ga Eun mampu membaca dan mengantisipasi setiap variasi serangan yang dilancarkan.

“Di gim pertama sebenarnya sudah cukup nyaman, bisa unggul tiga poin tapi akhirnya malah bisa terkejar. Sayang saat poin 17-17 saya tidak bisa konsisten permainannya, banyak sekali buang poin. Di gim kedua bisa ambil walaupun sempat ketat lalu berlanjut di gim ketiga. Di gim ini, dia celahnya sudah tertutup semua, sudah membaca kemana serangan akan saya tempatkan, kemana bola akan saya olah sudah antisipasi. Sebelum saya mendapat serangan, dia sudah mengubah duluan,” katanya.

Kekalahan ini membuat Gregoria akan melakukan evaluasi terutama pada gaya permainan yang mengharuskan dia bermain dengan laju shuttlecock yang cenderung lambat. “Dengan laju shuttlecock yang cenderung lambat memang cukup sulit bagi saya untuk melakukan variasi-variasi yang saya punya, saya harus belajar lagi untuk mengatasi hal ini. Selain itu, saya akui belum ada perkembangan yang signifikan dari perbaikan setelah All England tapi saya akan tetap berusaha dengan keras,” ujarnya.

Kekalahan Gregoria itu sekaligus mengubur asa Merah Putih di nomor tunggal putri setelah sebelumnya wakil Indonesia lainnya Komang Ayu Cahya Dewi juga tersingkir di babak 16 besar usai mengakui ketangguhan tunggal tuan rumah China Han Yue. (ant/bgn003)25041014

Terhenti pada Babak 16 Besar BAC 2025Tunggal Putra dan Putri Indonesia
Comments (0)
Add Comment
Access Rytr for AI-enhanced content workflows.