Serangan Tak Pernah Zona Orange, Ada Tradisi Mintar untuk Tolak Bala

Denpasar, Baliglobalnews

Kelurahan Serangan, Denpasar, menjadi wilayah terlama yang mempertahankan zona hijau Covid-19 di Kota Denpasar. Saat kasus positif Covid-19 mengalami lonjakan di Kota Denpasar, Serangan hanya sampai zona kuning. Setelahnya, kembali ke zona hijau bahkan pada Sabtu (28/8) Serangan nol kasus positif Covid-19.

 Lurah Serangan, Wayan Karma, mengatakan selama pandemi Covid-19 ini wilayahnya tak pernah sampai masuk zona orange, apalagi zona merah. Dia mengaku sangat gencar melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan penerapan protokol kesehatan.

“Kami terus imbau kepada masyarakat agar taat protokol kesehatan, juga menjaga imun tubuh. Saat Banyupinaruh ini kami juga gelar penyekatan agar tak ada yang melukat ke pantai di wilayah kami, biar tidak menimbulkan kerumunan,” kata Karma saat dihubungi Minggu (29/8).

Selain melakukan langkah penyekatan, pihaknya juga melakukan langkah secara sekala terkait penanganan pandemi Covid-19 ini. Dimana setiap hari raya, dilaksanakan persembahyangan oleh prajuru desa adat untuk memohon keselamatan di Pura Desa.

“Selain itu, masyarakat juga nyejer pejati di masing-masing merajan, ini kebijakan dari Jero Bendesa,” katanya.

Selain itu, kata dia, setiap tahun di Desa Adat Serangan juga digelar tradisi mintar. Dimana tradisi ini merupakan tradisi penolak bala yang dilaksanakan setiap bulan November.

Dalam pelaksanaan tradisi ini, semua palawatan Ida Bhatara mesolah keliling Serangan. “Ida Betara melancaran (keliling) di wilayah Serangan untuk menjaga keamanan wilayah dan masyarakat di sini,” katanya.

Menurut dia, tradisi itu bermula dari wabah muntaber yang pernah menyerang wilayah Serangan tahun 1950-an. “Banyak warga yang meninggal. Akhirnya desa adat melaksanakan ritual ini setiap tahunnya sebagai penolak bala,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, setiap Purnama pelawatan Ida Betara berupa barong juga mesolah. “Mudah-mudahan upaya yang kami lakukan, baik sekala maupun niskala ini bisa menghindarkan kami dari bahaya. Tak hanya bagi masyarakat Serangan tapi juga Denpasar, bahkan Bali,” katanya.

Sementara untuk vaksinasi di wilayah ini, dari 3.000-an penduduk, sekitar 300 orang belum menerima vaksin. Pada 15 September mendatang, pihaknya berencana menggelar vaksinasi Covid-19 ini. “Mudah-mudahan vaksinasi saat itu bisa mengcover semua warga kami di Serangan, sehingga vaksinasi bisa tuntas,” katanya.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, I Dewa Gede Rai, mengatakan Kelurahan Serangan merupakan wilayah yang paling stabil semenjak pandemi Covid-19. “Wilayah ini tak pernah zona merah, paling hanya zona kuning saat kasus di Denpasar melonjak Juli 2021 lalu,” katanya.

Dewa Rai menyebut ada beberapa faktor yang membuat Serangan bisa mempertahankan zona hijau dalam waktu yang lama. Pertama yakni faktor geografis dimana Serangan berada pada wilayah yang terpisah dari daratan meskipun saat ini sudah dihubungkan dengan jembatan.

 Dari segi mobilitas dan aktivitas penduduk, kata dia, tidak terlalu tinggi sehingga bisa lebih terpantau. “Dari faktor alamnya, Serangan dikelilingi oleh laut karena berada di daerah pesisir. Juga dari kedisiplinan masyarakatnya menerapkan protokol kesehatan,” katanya. (bgn003)21082909

kasuscovid-19tolakbalatradisimintar
Comments (0)
Add Comment