Denpasar, Baliglobalnews
Sejumlah perencanaan dalam menanggulangi bencana alam yang tentunya kita semua tidak tahu kapan dan dimana akan terjadi, diperlukan kajian dan riset khusus untuk mengurangi risiko bencana di samping perlunya pemetaan dengan baik, mulai dari jenis bencana, di mana kemungkinan akan terjadinya ancaman bencana, seperti apa bencana yang akan terjadi dan karakteristik bencananya seperti apa.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, saat membuka kegiatan Refleksi Akhir Tahun Pentahelix Guna Membangun Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Provinsi Bali, di Mercure Bali, Sanur, Denpasar, pada Senin (13/12).
Menurut Sekda Dewa Indra, perlu dilakukan penyusunan rencana penanggulangan risiko bencana berbasis ilmiah, karena selama ini belum memiliki studi dan kajian riset yang komprehensif sebagai acuan. “Selama ini koordinasi dan sinergitas antara pemerintah dan institusi terkait sudah berjalan dengan baik, namun tetap harus ditingkatkan dan diperkuat. Khususnya dalam hal melakukan studi atau pemetaan risiko bencana, pengadaan anggaran atau pendanaan serta pengerahan sumber dana dalam penanggulangan bencana,” katanya.
Jika kita melihat ke belakang, kata Dewa Indra, refleksi ini merupakan pertumbuhan yang luar biasa dimana jejaring kekuatan masyarakat untuk peduli dan ikut bersama-sama melakukan pengurangan resiko bencana di bali sudah mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Namun tantangan ke depan adalah bagaimana ke depan bisa mengatasi bagaimana ancaman bencana yang kemungkinan ada di Bali harus bisa di petakan dengan baik.
“Jika ini sudah terpetakan dengan baik, maka akan menjadi bahan bagi forum pengurangan resiko bencana dan pemerintah untuk menyusun rencana penanggulangan ke depan. Ini harus dipetakan dengan baik, sehingga kinerja kita akan bersifat parsial. Dengan begitu tantangan untuk memiliki kajian yang lengkap dan komprehensif untuk berbagai jenis ancaman bencana yang ada di bali harus tersusun,” katanya. (bgn003)21121402