Denpasar, Baliglobalnews
Program Studi (Prodi) Sastra Jawa Kuna, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud), yang notabene prodi satu-satunya di dunia, menggelar yudisium ke-154 pada Senin (19/6/2023).
“Pada periode ini, Prodi Sastra Jawa Kuno FIB Unud melepas tiga lulusan yang siap diwisuda dalam waktu dekat. Semuanya mendapat predikat kelulusan cumlaude,” kata Koordinator Prodi Sastra Jawa Kuna FIB Unud, I Nyoman Suarka.
Tiga lulusan itu, yakni Ni Wayan Widya Astuti, SS, masa studi 3 tahun 9 bulan dan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,94, I Made Sumardana Manik, SS. yang berhasil lulus dalam waktu 3 tahun 7 bulan dan IPK 3,90, serta Mamlutun Ni’mah, SS. yang lulus dalam waktu 3 tahun 7 bulan dan IPK 3,87.
Dia mengatakan, capaian yang diraih oleh ketiga lulusan angkatan 2019 itu merupakan bukti kualitas pendidikan di institusinya. Dari sisi formal, saat ini Prodi Sastra Jawa Kuna FIB Unud telah terakreditasi A dan ke depan akan terus berupaya untuk mengembangkan dan memajukannya.
“Prodi Sastra Jawa Kuna FIB Unud selalu merancang pendidikan yang memenuhi standar. Ini kemudian terbukti oleh lulusan kami, di mana dari IPK minimal yang sebesar 3,25 misalnya, pada periode yudisium ini kami sudah mampu di atas itu, tepatnya 3,87, 3,90, dan 3,94,” katanya.
Sebagai prodi yang sepuh di Unud, Suarka mengatakan selalu melakukan tinjauan terhadap kurikulum yang diterapkan, sehingga dapat selalu aktual dengan perkembangan zaman. Harapannya, lulusan yang dihasilkan dapat digunakan oleh stakeholder secara baik dan mampu menjadi agen-agen pelestarian dan pengembangan nilai-nilai sastra Jawa Kuna di masyarakat.
“Dalam rancangam peta akademik, Prodi Jawa Kuna ke depan diarahkan ke intenasionalisasi melalui pusat research Jawa Kuna yang jangkauannya diproyeksi ke tingkat nasional dan internasional,” katanya.
Sementara lulusan yang diyudisium, Ni Wayan Widya Astuti, mengatakan optimistis dapat menggunakan pengetahuan yang didapat selama studi di masyarakat. Menurut dia, pengetahuan kejawakunaan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan. “Manfaat mempelajari sastra Jawa Kuna itu kita bisa mempelajari kehidupan, bagaimana kita melakukan apa. Ke depan saya turur berdoa agar Prodi Sastra Jawa Kuna FIB Unud dapat semakin maju dan berkembang,” kata sarjana asal Desa Demulih, Bangli, yang berhasil menyelesaikan studi dengan mengangkat skripsi berjudul “Kidung Jayenglango: Kajian Feminisme”.
Berita ini juga dapat diakses melalui http://www.unud.ac.id. (bgn008)23062103