Denpasar, Baliglobalnews
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat penyaluran kredit di Bali Januari-Juli 2024 mencapai Rp109,16 triliun atau tumbuh 7,66 persen yoy (dari tahun ke tahun). Dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya hanya 4,39 persen.
“Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit yoy masih didorong oleh peningkatan nominal kredit Investasi yang bertambah sebesar Rp5,93 triliun atau tumbuh 21,80 persen yoy (pada Juli 2023 sebesar 9,66 persen yoy). Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali,” kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu pada Jumat (27/9/2024).
Dia menyebutkan penyaluran kredit didominasi oleh sektor bukan lapangan usaha (konsumtif) sebesar 33,99 persen dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 29,51 persen. Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di sektor penerima kredit bukan lapangan usaha yang bertambah Rp1,94 triliun (tumbuh 5,51 persen yoy) serta sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Rp1,58 triliun (tumbuh 14,69 persen yoy).
Sementara berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,84 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 7,86 persen yoy (dimana pada Juli 2023 sebesar 5,82 persen yoy). Di sisi lain, kredit korporasi terus menunjukkan pertumbuhan double digit yang mencapai 15,71 persen yoy (pada Juli 2023 sebesar 3,73 persen yoy).
Hal ini, kata dia, menunjukkan industri jasa keuangan (IJK) di Provinsi Bali posisi Juli 2024 tetap solid dan terjaga stabil didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Data sektor perbankan Provinsi Bali posisi Juli 2024 menunjukkan penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK mengalami pertumbuhan yang semakin membaik dari periode sebelumnya. Untuk penghimpunan DPK mencapai Rp185,39 triliun dan melanjutkan catatan double digit growth yaitu 17,78 persen yoy, walaupun tumbuh melandai dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya 23,81 persen yoy. “Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan Juli 2023 ditopang oleh kenaikan nominal Tabungan Rp16,13 triliun,” katanya. (bgn008)24092704