Pasar Hewan Beringkit Di-“lockdown” Dua Pekan, Pendapatan PD Pasar Turun Rp 3 Miliar

Badung, Baliglobalnews

Pasar Hewan Beringkit yang dikelola Perumda Pasar Mangu Giri Sedana (dulu PD Pasar) di-lockdown selama dua sejak 5 Juli hingga 19 Juli 2022.

Hal itu dibenarkan oleh Direktur Umum Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Wayan Mustika, ketika dimintai konfirmasi pada Rabu (6/7)

Mustika mengatakan penutupan sementara Pasar Hewan Beringkit yang ada di Lingkungan Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, dalam rangka menindaklanjuti perintah dari Pemerintah Kabupaten Badung, melalui Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa, karena di Bali dewasa ini sudah teridentifikasi terkait dengan mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, khususnya sapi.

“Kami selaku pengelola wajib menaati aturan yang diterapkan pemerintah, sehingga Pasar Hewan Beringkit yang merupakan pasar hewan terbesar di Bali ditutup sementara dari tanggal 5 Juli hingga 19 Juli 2022 yang estimasinya itu dua minggu,” katanya.

Ketika ditanya kalau ada petani atau penjual yang datang membawa ternak sapi pada masa lockdown itu, Mustika dengan tegas menyatakan tidak akan melayani. “Terpaksa kami tolak. Jadi’ ternak sapi selama penutupan sementara dua minggu ini tidak boleh masuk ke Pasar Hewan Beringkit,” katanya.

Akibat penutupan tersebut, pihaknya selaku pengelola Unit Pasar Beringkit mengalami situasi yang cukup berat terkait dengan pendapatan. “Apalagi menjelang hari raya umat muslim yakni Idul Adha, itu merupakan high session kalau dibilang secara tingkat kedatangan dan permintaan sapi. Satu hingga dua bulan menjelang Idhul Adha permintaan dan transaksi sapi di Pasar Hewan Beringkit ini sebelum PMK cukup tinggi, sehingga pendapatan pun bisa dicapai secara stabil sesuai dengan rencana kerja anggaran perusahaan yang sudah kami pasang di rencana kerja perusahaan. Akan tetapi karena faktor alam ini untuk pendapatan saat ini di Pasar Hewan Beringkit turunnya cukup signifikan mencapai Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar. karena transaksi sapi yang biasanya menjelang Idhul Adha bisa di angka 16.000-25.000 ekor sapi selama sebulan. Sekarang mungkin 30 persennya, sehingga kami juga mengalami sebuah penurunan yang cukup drastis,” katanya.

Karena merupakan wabah, kata dia, harus bersama diantisipasi. Pencegahan yang dilakukan sesuai dengan petunjuk dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung yakni memastikan dokumen yang dibawa petani atau penjual. “Sebelum dinyatakan lockdown, kami tetap lakukan pengawasan ketat. Kalau tidak membawa dokumen sapi, kami tolak masuk pasar. Setelah masuk pasar kami melakukan spraying pada kendaraan dan hewan ternak, barulah boleh ditransaksikan di dermaga pasar hewan. Setelah transaksi selesai pun kami juga melakukan penyemprotan, sehingga kesehatan hewan mungkin dapat lebih terjamin dan antisipasi pencegahan PMK di Pasar Hewan Beringkit mudah-mudahan dapat kami atasi,’ tandasnya. (bgn003)22070601

lockdownpasarhewanberingkitpendapatanPDPasar
Comments (0)
Add Comment