Tabanan, Baliglobalnews
Memasuki tahun ajaran baru 2025, siswa-siswi dan guru SD Negeri 1 Samsam di Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, menghadapi kondisi memprihatinkan. Tiga ruang kelas di sekolah ini mengalami kerusakan parah, memunculkan kekhawatiran serius akan keselamatan peserta didik dan tenaga pengajar.
Pemandangan Kondisi kelas yang seharusnya menjadi tempat nyaman untuk belajar kini sangat memprihatinkan. Plafon jebol, dinding retak, hingga pintu kelas yang terpaksa dilepas karena lapuk termakan usia menjadi pemandangan yang mengkhawatirkan. Situasi ini makin mendesak karena kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sudah berjalan sejak awal pekan ini. “Ruang kelas satu hingga tiga plafonnya sudah jebol. Pintu kelas tiga bahkan kami lepas karena terlalu rapuh. Kami khawatir keselamatan anak-anak jika plafon tiba-tiba ambruk,” ujar Kepala SD Negeri 1 Samsam, Gusti Ayu Sri Mahartini, pada Rabu (23/7/2025).
Kerusakan tak hanya terbatas pada ruang kelas, namun juga merambah ruang guru dan perpustakaan. Rembesan air hujan sering kali membasahi ruangan dan perabot, memaksa evakuasi guru dan siswa demi keamanan.
Dia menyampaikan SD Negeri 1 Samsam saat ini memiliki sekitar 100 siswa. Sayangnya, keterbatasan dana operasional sekolah (BOS) membuat pihak sekolah tak mampu melakukan perbaikan menyeluruh. Dana lebih difokuskan pada kebutuhan pembelajaran seperti buku dan alat tulis.
Ironisnya, kata Sri Mahartini, bangunan sekolah ini sudah berdiri sejak tahun 1918, peninggalan era kolonial Belanda, namun belum mendapatkan perhatian serius dalam hal renovasi infrastruktur. “Kami sangat berharap pemerintah daerah segera turun tangan agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan aman dan nyaman,” tegasnya.
Kondisi SD Negeri 1 Samsam ini menjadi cerminan pentingnya pemerataan fasilitas pendidikan, terutama bagi sekolah-sekolah di daerah. Pendidikan yang layak harus dimulai dari tempat yang layak pula. (bgn020)25072313