Gubernur Koster Ajak Krama Bali Lestarikan Kearifan Lokal Lewat Perayaan Tumpek Wariga di Pura Pengubengan Besakih

Amlapura, Baliglobalnews

Gubernur Bali Wayan Koster mengajak seluruh masyarakat Bali untuk terus menjaga dan menghidupkan kearifan lokal melalui perayaan Tumpek Wariga,  yang kali ini dipusatkan di Pura Pengubengan, Besakih, Desa Besakih , Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem pada Sabtu (26/10/2025). Upacara yang disertai dengan ritual Wana Kerthi ini menjadi simbol penghormatan kepada tumbuh-tumbuhan sebagai sumber kehidupan dan bagian penting dari filosofi Sad Kerthi.

Dalam suasana penuh khidmat dan khusuk, Gubernur Koster bersama masyarakat memanjatkan doa dan puji syukur ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Ida Bhatara serta para leluhur, sebagai ungkapan terima kasih atas limpahan anugerah alam semesta. “Kita memuliakan sarwa tumbuh atau tumbuh-tumbuhan, yang dalam kepercayaan Bali adalah saudara tua yang lebih dahulu ada di dunia ini,” ujar Koster dalam sambrama wacananya

Gubernur Koster menjelaskan berdasarkan ajaran Siwa Nata Raja, Dewa Siwa memutar dunia dalam gerakan menari (tandava) untuk menghadirkan kehidupan. Dalam penciptaan itu, yang pertama kali hadir adalah tumbuh-tumbuhan sebagai penopang kehidupan makhluk lain. “Dalam kepercayaan kita, tumbuhan adalah ‘kakek’ yang wajib dihormati. Mereka selalu memberi tanpa pamrih, memberi makanan, udara, dan kehidupan bagi manusia,” katanya.

Koster menyebutkan tumbuhan tidak pernah berbohong pada manusia: bila dirawat dengan kasih, pasti akan berbuah, berbunga, dan berdaun lebat sebagai tanda kesuburan dan kesejahteraan.

Upacara Tumpek Wariga yang jatuh setiap 210 hari sekali (berdasar perhitungan kalender Bali), dikenal juga sebagai Tumpek Pengarah, Tumpek Bubuh, atau Tumpek Pengantar. Hari suci ini memiliki makna khusus karena jatuh 24 hari sebelum Hari Raya Galungan, saat manusia memohon kepada Sang Hyang Sangkara agar tumbuhan berbuah dan memberi hasil pada saat Galungan tiba. “Manusia melakukan komunikasi dengan tumbuhan secara spiritual, dengan penuh rasa hormat dan mantra penghargaan. Ini menunjukkan kesadaran ekologis yang sangat tinggi dari leluhur kita,” ujarnya.

Dari Tradisi Kearifan Lokal jadi Kebijakan Pemerintah, Koster menceritakan telah mengenal filosofi luhur ini sejak tahun 2016 sebelum menjadi Gubernur Bali. Setelah menjabat, dia kemudian mengangkat nilai-nilai tersebut menjadi kebijakan resmi pemerintah dalam upaya menghidupkan kembali kearifan lokal Sad Kerthi, yaitu enam bentuk penyucian kehidupan: Atma Kerthi, Segara Kerthi, Wana Kerthi, Danu Kerthi, Jagat Kerthi, dan Jana Kerthi. “Prosesi atau perayaan tumpek ini sejak dahulu terus dijalankan masyarakat, namun belum menjadi kebijakan pemerintah. Karena itu saya tetapkan dalam kebijakan resmi melalui Surat Edaran Gubernur Bali di tahun 2022,” jelasnya.

Dia menegaskan pemerintah wajib mengingatkan masyarakat agar terus melestarikan kearifan adiluhung ini, supaya tidak punah di tengah arus modernisasi.

Menurut Koster, konsep Sad Kerthi dan pelaksanaan Tumpek Wariga sejatinya melampaui konsep lingkungan modern karena menyatukan nilai spiritual, ekologis, dan sosial secara utuh. “Kalau boleh saya katakan, leluhur kita mestinya mendapat penghargaan sekelas nobel, karena sudah sejak ribuan tahun lalu mengajarkan keseimbangan antara manusia dan alam,” ujarnya.

Dia menutup sambutannya dengan pesan bahwa manusia harus selalu mendekat dengan alam, bukan menjauhinya. Sebab bila manusia merusak atau mengabaikan alam, maka alam akan marah dan memberi peringatan melalui bencana. “Mari bergotong-royong menjaga dan memuliakan alam. Dengan disiplin, tanggung jawab, dan kesadaran spiritual, kita wujudkan Bali yang ajeg, sejahtera, dan lestari,” pungkasnya.

Persembahyangan Tumpek Wariga tersebut dilanjutkan pula dengan menanam pohon cendana secara simbolis oleh Gubernur Bali Wayan Koster di Halaman Pura Pengubengan. Dalam kesempatan tersebut didampingi pula oleh Bupati Karangasem bersama Wakil Bupati I Wayan Pandu Prapanca Lagosa, Komandan Korem 163/Wirasatya, Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadisaputra dan sejumlah Kepala Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali.

Selanjutnya masih dalam rangkain Tumpek Wariga, pemerintah provinsi dan semua pemerintah kota/kabupaten se Bali bersama semua elemen masyarakat Bali serentak  menanam pohon dan bersih sungai pada Minggu 26 Oktober 2025 pukul 08.00 Wita. Pemerintah Bali akan bergotong-royong di Tukad Badung yang berlokasi di Desa Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Badung. Sementara kota/kabupaten di lokasi yang telah ditentukan masing-masing kepala daerah. (*/bgn003)25102525

#GubernurKoster#PengubenganBesakih#tumpekwariga
Comments (0)
Add Comment