Denpasar, Baliglobalnews
Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Denpasar mengadakan pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas sajian kuliner di destinasi pariwisata di Prime Plaza Hotel & Suites Sanur pada Kamis (30/9).
Pj. Sekda Kota Denpasar, I Made Toya, membacakan sambutan tertulis Walikota Denpasar, mengatakan pandemi Covid-19 berdampak besar. Hampir di semua aspek kehidupan termasuk sektor pariwisata, karena adanya berbagai pembatasan perjalanan maupun kegiatan, penundaan event besar.
Sebagaimana konsep rwa bhineda, dimana kita harus melihat segala sesuatu yang terjadi dari dua sisi, maka pandemi ini juga merupakan waktu yang baik bagi kita semua untuk melakukan pembenahan-pembenahan, baik dari segi sarana prasarana maupun kualitas SDM, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pariwisata kita. Terlebih dalam waktu dekat ini, Bali diwacanakan untuk dibuka kembali untuk menerima kunjungan wisatawan mancanegara, melalui program green zone.
“Untuk itu, saya menyambut baik diselenggarakannya pelatihan bagi para pengusaha dan pekerja di bidang kuliner dimana di tengah kondisi pandemi tetap optimis dan berani mengambil peluang yang ada,” ujarnya.
Pelatihan yang difasilitasi melalui dana alokasi khusus nonfisik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Dinas Pariwisata Kota Denpasar yang menggandeng ICA (Indonesian Chef Association) Bali. “Besar harapan kami SDM yang bergerak di bidang kuliner menambah knowledge mereka di bidang kuliner baik dari sejarah kuliner, peraturan pemerintah terkait higienitas kuliner, pengetahuan bahan makanan, higienitas mulai dari proses hingga penyajian makanan sampai akhirnya dan pemasaran produk,” katanya.
Dengan adanya peningkatan knowledge, kata dia, skill dan attitude SDM bidang kuliner sehingga diharapkan dapat menciptakan inovasi baru sehingga siap bersaing di masa pandemic ini dan seterusnya.
“Pelaksanaan kegiatan di masa pandemi ini tentu tidak sama dengan keadaan normal. Karenanya kepada para peserta khususnya saya minta untuk tetap mentaati protokol kesehatan sehingga pandemi dapat terkendali. Dengan demikian, wisatawan tidak merasa khawatir untuk menikmati aktivitas berwisatanya,” ungkapnya.
Peserta berjumlah 50 orang, terdiri dari unsur pengelola usaha kuliner dan karyawan di usaha jasa makanan dan minuman yang ada di Kota Denpasar. (bgn003)21093009