Tabanan, Baliglobalnews
Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, senantiasa hadir dan mendukung kegiatan gotong-royong yang dilakukan masyarakat dalam membangun. Seperti halnya kali ini, menghadiri undangan karya ngenteg linggih ngusaba desa dan ngusaba nini Desa Adat Sandan Amplas, Desa Wangaya Gede, Kecamatan Penebel, Jumat (25/11/2022).
Karya yang berlangsung di Pura Kahyangan Puseh dan Bale Agung, Desa Adat Sandan Amplas, turut dihadiri oleh Sekda, OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, Camat dan unsur Forkopimcam Penebel, Perbekel, Bendesa Adat, serta tokoh masyarakat setempat. Dimana kegiatan diawali dengan persembahyangan yang dipimpin oleh Mangku Pura setempat.
Bupati Sanjaya mengatakan karya itu merupakan bagian daripada menjalankan visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, dan Madani. “Saya mewakili Pemerintah Kabupaten Tabanan datang kemari bersama jajaran sangat mengapresiasi upacara yang telah terlaksana dengan baik yakni Ngenteg Linggih Ngusaba Desa dan Ngusaba Nini Desa Adat Sandan Amplas,” katanya.
Orang nomor satu di Tabanan itu juga memberikan penghargaan kepada masyarakat, karena telah kompak bersatu ngewangiang Ida Batara. Bupati berharap sebagaimana krama Bali selalu membangun keseimbangan, keharmonisan alam, jagat, lingkungan, krama dan budaya serta terus memupuk kebersamaan. Selain itu, sinergi antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan dalam mewujudkan Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani.
“Mari kita terus membangun Tabanan, baik dari aspek infrastruktur jalan di Wongaya guna mendorong sektor pertanian, infrastruktur dan bisnis ekonomi sebagai salah satu peran Pemerintah. Saya sangat berharap masyarakat dapat kompak bersatu dengan pemerintah dan kita pasti bisa bangkit dan harus saling asah, asih, asuh dengan pemerintah dalam mewujudkan pembangunan,” katanya..
Sementara Bendesa Adat Sandan Amplas, I Nengah Sumaya,
mengungkapkan karya ngenteg linggih tersebut dipersiapkan selama 1.5 bulan dengan semangat gotong-royong dari masyarakat seperti kegiatan menebang bambu, bersih-bersih dan lain sebagainya. Dari awal hingga akhir, upacara telah menghabiskan biaya sekitar Rp 600 juta yang bersumber dari iuran masyarakat.
“Persiapan karya ngenteg linggih ini telah berlangsung sejak Oktober 2022 dan masih berlangsung sampai hari ini dilakukan upacara mepapada weton, dimana upacara ini dilaksanakan guna membersihkan parhyangan dan dengan puncak acara pada tanggal 30 November 2022 mendatang. Seluruh persiapan dan pelaksanaannya dilaksanakan bersama dengan gotong-royong masyarakat kami,” ujarnya. (bgn003)22112506