Wagub Cok Ace: Pandemi Covid-19 Ajarkan Kita Benahi Pariwisata di Bali
Denpasar, Baliglobalnews
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyatakan selalu ada hikmah di balik setiap musibah. Seperti halnya pandemi Covid-19 ini, pariwisata Bali memang terpuruk sangat dalam, namun dia menekankan ini saatnya berbenah, karena ke depan pariwisata Bali harus mementingkan kualitas di atas kuantitas.
Hal itu terungkap dalam acara webminar lewat zoom yang diselenggarakan oleh Bali Tourism Board (BTB) bertemakan ”Bali Next Normal – Will Chinese Travels to Bali Again” pada Jumat (17/7).
Menurut Cok Ace, wisatawan dari negeri Tiongkok tersebut terkenal dengan mass tourism-nya atau wisatawan missal, karena mereka datang berbondong-bondong ke Bali. ”Hal ini perlu kita pikirkan. Di satu sisi kita harus memberikan kenyamanan bagi mereka, namun juga harus memperhatikan alam Bali agar selalu terjaga dan tidak menjadi korban pariwisata,” katanya dalam acara yang menghadirkan narasumber seperti Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho; Perwakilan Kedutaan Besar Indonesia untuk Tiongkok, Dino R. Kusnadi; Konsul Jenderal Tiongkok, Gou Haodong; Direktur Marketing Reg II (Tiongkok Jepang Korea India), Sigit Witjaksono; Wakil Ketua Shenzhen Travel serta GM BTB-China Rose Wu.
Dalam acara yang dipandu oleh CEO Bali CEB Levie Lantu, Wagub Cok Ace menekankan memang wisatawan dari negeri tirai bambu itu memberikan pengaruh yang signifikan untuk pariwisata Bali. ”Hingga saat ini wisatawan Tiongkok selalu merajai jumlah kunkungan terbanyak di Bali. Jadi kita harus benar-benar menyiapkan. Apa kebutuhan mereka, serta upaya untuk pelestarian lingkungan dan kebudayaan Bali juga,” katanya.
Menurut dia, Bali harus bisa memberikan pelayanan yang lebih baik daripada sebelumnya. ”Kita harus bisa membuat pariwisata yang berkualitas untuk mereka, dan kita diberikan waktu oleh pandemi ini untuk membenahi pariwisata kita,” katanya.
Di samping itu, Guru Besar ISI itu juga mengajak pelaku pariwisata untuk jangan memiliki sifat optimisme terlalu besar. ”Jangan sampai terlalu percaya diri. Kita harus menyiapkan segala kemungkinan nanti. Covid-19 ini mengajarkan kita untuk kembali ke nilai luhur, selalu mulat sarira,” katanya.
Akan tetapi, dia juga mengajak pelaku pariwisata untuk terus semangat meningkatkan kualitas pariwisata Bali. ”Pandemi ini jangan mejadikan semangat kita surut dalam menata pariwisata,” kata tokoh Puri Ubud itu yang telah lama juga berkecimpung di dunia pariwisata.
Cok Ace mengibaratkan seperti tahun 1980 ketika Bali membuka pariwisata untuk wisatawan Jepang. ”Saat itu mereka hanya tahu pantai dan Bali Beach saja, namun setelah kita tidak henti sosialisasi, baru mereka tahu tentang budaya, adat dan alam Bali secara keseluruhan,” katanya.
Hal itu juga diharapkan terjadi dalam mensosialisasikan pariwisata ke wisatawan Tiongkok. Mereka harus benar-benar bisa mengeksplor Bali secara keseluruhan, agar tidak kalah dengan pariwisata Thailand. ”Wisatawan dari Cina itu sangat banyak, dan sebagian besar dari mereka butuh pariwisata berkualitas seperti yang ditawarkan oleh negara tetangga. Mari kita berbenah untuk ke sana,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BI, Trisno Nugroho, menjelaskan perekonomian di kuartal I tahun 2020 sangat terpuruk hingga di angka -1,14%, jauh di bawah nasional yang saat itu di angka 2,97%. Saat ini nasional sudah memprediksi penurunan ekonomi lagi pada kuartal kedua menjadi sekitar -0,4 s.d. 1%. ”Dikhawatirkan perekonomian Bali akan makin terpuruk lagi menyusul penurunan nasional,” katanya.
Apalagi, kata dia, saat ini tingkat kemiskinan di Bali juga semakin besar, menyusul bertambahnya pengangguran akibat industri pariwisata yang jalan di tempat.
Untuk itu, Trisno Nugroho sangat berharap kedatangan wisatawan dari Tiongkok ini bisa menggeliatkan ekonomi lagi, jika pariwisata internasional dibuka September mendatang.
Ketika perekonomian babak belur karena pandemi ini, kata dia, Tiongkok malah menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif beberapa bulan ini, sehingga diprediksi akan menjadi penggerak perekonomian dunia pasca pandemi. ”Di tengah tumbuhnya perekonomian Cina, banyak warganya yang ingin berwisata kembali. Hal itu dilihat dari hasil survei yang menyatakan 60% dari mereka akan berwisata tahun 2020 ini,” katanya.
Cok Ace menyebutkan, dari yang ingin berwisata, sekitar 58% memilih untuk berlibur ke pulau tropis, dengan kata lain Bali menjadi salah satu kategori tersebut. Dia pun berharap Bali bisa menangkap peluang tersebut dengan peningkatan kualitas, infrastruk, dan lain-lain. Jka bisa dijalankan dengan optimal, Cok Ace yakin perekonomian Bali bisa digerakkan hingga keluar dari angka minus tersebut.
Dalam acara webminar itu, pihak travel dari Tiongkok juga menanyakan kemungkinan Bali membuka penerbangan langsung ke negaranya September mendatang, mengingat angka kasus Covid-19 di Bali relatif jauh dari kasus secara nasional. Hal itu memberikan kepercayaan internasional untuk Bali.
Merespons hal tersebut, Wagub Cok Ace menjelaskan kemungkinan tersebut tetap ada, mengingat hubungan Tiogkok dan Bali sudah terjalin dengan baik sejak lama. ”Jika administrasi sudah lengkap dan sudah diizinkan oleh Pusat, tentu hal tersebut bukan mustahil lagi,” tegasnya. (bgn/humas)20071726