Media Informasi Masyarakat

PMK Berdampak Turunnya Penjualan Sapi di Pasar Beringkit

Badung, Baliglobalnews

Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang ganas menyerang hewan ternak saat ini berdampak pada menurunnya secara signifikan penjualan sapi di Pasar Hewan Beringkit, Mengwi, Badung.

Hal itu dikemukakan Direktur Umum Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, Badung, Wayan Mustika, ketika dihubungi pada Rabu (15/6).

“PMK belum ditemukan di Bali, mudah-mudahan tidak ada.Tetapi PMK berdampak signifikan pada penurunan pendapatan Pasar Hewan Beringkit yang khusus melayani penjualan ternak sapi. Pengaruhnya sangat besar terjadi pada bulan Mei sampai Juni ini. PMK terhadap hewan ternak berkaki empat bukan saja sapi, juga babi, domba, kambing dan lainnya yang sudah terjadi di wilayah Jawa Timur sehingga lalu-lintas sapi yang melalui jalur Jawa Timur menuju baik Jakarta maupun Jawa Barat, harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang sangat valid dan bisa dipertanggungjawabkan,” katanya. Mustika menyebutkan sapi yang akan diantarpulaukan ke Jawa harus dilengkapi antara lain surat keterangan kesehatan hewan yang dikeluarkan pemerintah agar dapat dibuktikan bahwa ternak-ternak sapi dan babi dari Pulau Bali yang akan dilalulintaskan keluar Pulau Bali mendapat pemeriksaan yang cukup ketat dari stakeholder di Provinsi Jawa Timur.

PMK, kata dia, berpengaruh terhadap situasi pasar di Bali. “Permohonan atau permintaan maupun stabilisasi harga turun. “Di Jawa, kita dengar harga sapi akibat PMK turun 60%-70%. Yang sedianya laku antara Rp 30 juta – Rp 40 juta per ekor, bisa dijual Rp 3 juta – Rp 4 juta.

Ketika kita bicara Pasar Beringkit, satu-satunya pasar hewan terbesar di Bali, dengan menurunnya permintaan sapi potong dari luar Bali sangat berpengaruh terhadap lakunya sapi. Walaupun secara harga daging sapi hidup di Pasar Beringkit cukup stabil, bahkan bertahan di angka Rp 50.000 per kg. per hari Minggu (12/6),” katanya tanpa merinci seberapa besar penurunan permintaan sapi yang terjadi.

Dia menyatakan jajaran direksi selaku pengelola Pasar Beringkit selalu akan menaati arahan dari pemerintah’ baik Pemerintah Kabupaten Badung maupun Pemprov Bali dalam rangka mengantisipasi agar hewan-hewan ternak yang diperjualbelikan di Pasar Hewan Beringkit tidak terpapar wabah PMK. “Yang sudah kami lakukan antara lain sanitasi rutin, melakukan penyemprotan kepada hewan memakai disinfektan. Mudah-mudahan, kami berharap Bali tetap aman, terhindar dari virus PMK ini sehingga petani merasa tenang, merasa nyaman, dan kita pun dalam melayani ekonomi kerakyatan, khususnya para peternak sapi juga sangat aman secara psikis, terhindar dari terpaparnya wabah PMK,” katanya.

Dalam situasi seperti itu, kata dia, untuk mempertahankan target yang sudah ditetapkan dalam rencana kerja perusahaan, khususnya Unit Pasar Hewan, pihaknya mengupayakan melalui pola komunikasi dan koordinasi dengan pihak Dinas Pertanian Pangan yang membidangi peternakan, termasuk di dalamnya yang membidangi kesehatan hewan agar mencarikan solusi para eksportir atau sapi bali yang akan diantarpulaukan melalui lalu-lintas darat dapat dipermudah dengan tidak mengesampingkan syarat-syarat bahwa kesehatan hewan itu sudah terjamin daripada melalui tol laut. “Tetapi keluhan para petani ataupun pengekspor, secara finansial atau pembiayaan belum diketahui pasti, mana yang lebih efisien, karena ujung-ujungnya semua pebisnis pasti mencari untung. Walaupun dalam situasi seperti ini, minimal dalam operasionalnya dapat ditutupi,” tandasnya. (bgn003)22061510

Leave A Reply

Your email address will not be published.