Parwata Fasilitasi CSR untuk Peternak Babi di Badung
Badung, Baliglobalnews
Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Kabupaten Badung curhat kepada DPRD Badung pada Selasa (16/2). Rombongan GUPBI Badung diantar oleh Ketua GUPBI Provinsi Bali, I Ketut Hari Suyasa. Mereka diterima oleh Ketua DPRD Badung, Putu Parwata dan anggota I Made Suwardana.
I Ketut Hari Suyasa mengatakan para peternak babi di Badung kebingungan memulai kembali beternak usai wabah virus babi beberapa waktu lalu yang sangat merugikan para peternak di Bali dan Badung khususnya. ”Kami mencoba melakukan komunikasi dengan Ketua DPRD Badung mengenai persoalan peternak ini. Bak gayung bersambut, Bapak Ketua DPRD Badung bisa membantu mencarikan celah agar peternak ini kembali bangkit dengan memberikan CSR (corporate social responsibility) ke para peternak babi di Kabupaten Badung,” ujarnya.
Suyasa menyampaikan terima kasih kepada lembaga DPRD Badung, utamanya Ketua DPRD Badung, Putu Parwata, karena telah memfasilitasi serta melakukan komunikasi dengan para pengusaha lain untuk membantu para peternak babi di Badung ini. ”Kita harapkan kabupaten lain juga bisa meniru aksi Ketua DPRD Badung ini untuk segera memulihkan peternak babi di Bali yang saat ini sedang terpuruk, karena populasi babi di Bali sudah tergerus hingga 90 persen dan ini sangat berbahaya. Karena babi di Bali bukan saja sebagai produk ekonomi semata, tapi juga produk budaya yang seharusnya dilindungi dan dijaga oleh semua pemangku kebijakan di Bali,” katanya.
Babi, kata dia, merupakan pembantu dalam pergerakan ekonomi masyarakat dalam skup terkecil. ”Saat pandemi Covid-19 ini beternak babi sebagai media untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di Bali, kami sekali lagi berterima kasih atas dukungan yang diberikan Ketua DPRD Badung yakni berupa bantuan permodalan karena kami adalah peternak rakyat bukan peternak kelompok,” katanya.
Menurut Suyasa peningkatan harga daging babi juga sebenarnya belum mampu dalam mensejahterakan para peternak babi, karena yang beternak babi hanya segelintir dan populasi babi di Bali hanya dinikmati 10 persen. ”Saat para peternak surplus babi, ada wabah yang menyerang, semua ternaknya mati. Saat harga jual tinggi, peternak hanya bisa melihat saja 10 persen populasi yang menikmati profit tersebut. Jadi secara psikologis, mereka juga terkena dampaknya para peternak babi kita di Badung,” katanya.
Ketua DPRD Badung, Putu Parwata, mengatakan GUPBI adalah kegiatan positif masyarakat yang perlu didorong dan pulihkan lagi perannya dalam ekonomi masyarakat di Bali. ”Kami bagian dari Pemerintah harus ikut mendorong terhadap pertumbuhan ternak babi di Bali. Yang kita ketahui bersama konsumsi babi di Bali sangatlah tinggi dan ini perlu dijaga. Peran pemerintah, apakah dengan membantu melalui APBD atau dengan pihak lain. Jadi, kami membantu para peternak babi ini dengan CSR, sehingga peternak babi ini kembali hidup, kembali bergerak di tengah masa pandemi Covid-19 ini,” katanya.
Selain bantuan, pihaknya juga mendorong pembinaan terhadap pasar peternak babi di Badung agar juga ikut berdaya saing di luar Bali. ”Bantuan kepada peternak babi ini nanti kita kasi per orang dalam bentuk kegiatan UMKM dan kita pastikan membantu hingga 10 juta rupiah untuk modal setiap peternak,” katanya. (bgn003)21021610