Muncul Paket Diatmika-Muntra, IGAN Surya Wijaya Tetap Dukung Giriasa
Denpasar, Baliglobalnews
Kemunculan paket bakal calon Bupati Badung dan Wakil Bupati Badung yang diusung Koalisi Rakyat Badung Bangkit, IGAN Diatmika – Wayan Muntra, tak membuat IGAN Surya Wijaya bergeming. Meskipun Diatmika adalah saudara sepupunya, Ketua BPPD Kabupaten Badung itu menyatakan tetap mendukung paket Giriasa.
”Saya tidak tahu saudara saya (IGAN Diatmika-red) akan ikut kontestasi politik ini. Di desa adat, selain saya pemucuk dan penayuh, saya juga Ketua Umum pesemetonan di Dalung. Ini tentu tidak gampang untuk memilih. Tapi kita tahu sendiri, hidup ini adalah pilihan. Karena saya komit bersama tiga desa adat yakni Desa Adat Dalung, Padangluwih dan Tuka pada waktu di lapangan Dalung, mendukung KBS-Ace dan Giriasa jilid II. Kita tanda tangani dekliarasi,” kata Surya Wijaya ketika ditemui di Denpasar, Minggu (16/8).
Dalam Pilgub yang lalu, kata dia, KBS menang dan Badung tetap mendukung program-program. ”Setelah itu banyak sekali bantuan yang dikucurkan ke seluruh desa yang ada di Kabupaten Badung oleh Bupati dan Wakil Bupati Griasa,” katanya.
Dia lantas merinci bantuan-bantuan itu, di antaranya wantilan di Desa Adat Dalung, di mana deklarasi diadakan lagi. ”Kami komit untuk mendukung Giriasa dua periode. Itu dasarnya dulu. Wantilan itu berada di Pura Dalem, Kahyangan Tiga. Kita komit di sana, di ajeng Ida Bhatara. Jadi, pertama saya tetap komit mendukun Giriasa jilid II, karena saya tidak mau dikatakan nanti tidak satya wecana dan tidak satya laksana. Saya seorang ksatria, saya harus punya komitmen yang tinggi,” tegasnya.
Surya Wijaya menyatakan paket Diatmika-Muntra, pasangan yang tiba-tiba muncul. ”Orang tidak menduga ya, kan sebelum-sebelumnya tidak menyatakan untuk itu (maju jadi calon red),” katanya.
Dia mengaku tidak terlibat dalam pemunculan paket Diamika-Muntra, tetapi tetap mengapresiasi kemunculanya. ”Saya tidak terlibat. Yang saya baca, mereka yang terlibat barangkali dari Puri Mengwi, Pak Alit Putra Pak Subawa ya, kalau gak salah yang terlibat mendesain paslon yang baru ini. Tapi kalau saudara saya datang dan minta restu, tentu saya merestui jadi calon, tetapi saya tetap dukung Giriasa dan saya sudah dapat komunikasi dengan Pak Giri. Jadi, saya wanti-wanti dalam periode kedua ini, kalau seandainya Ida Bhatara sueca dia terpilih lagi, saya minta dengan sangat hormat agar ekstra hati-hati untuk melakansanakan anggaran. Yang mana menjadi skala prioritas, itu yang perlu dievaluasi dan dikoreksi ke depannya,” katanya.
Ketika ditanya apakah dalam mendukung Giriasa juga sudah menjadi keputusan kalangan pengurus BPPD Badung, dengan santai dia menyatakan rekannya di BPPD Badung adalah orang yang cerdas-cerdas. ”Mereka cerdas dan tahu apa yang saya putuskan pasti dengan pertimbangan yang matang. Biasanya, seperti lokomotif, ketua ke sanalah anggota. Jadi saya tidak perlu ngajak-ngajak lagi, mereka pasti ikut,” katanya.
Dalam pandangan praktisi pariwisata itu, dalam situasi dan kondisi pandemi ini, siapa pun yang menjadi bupati akan menghadapi masalah yang sangat sulit. Pemulihan pariwisata baru dimulai 2021. Kemudian 2022 dan 2023 baru akan pemantapan dan 2024 sampai 2025 baru berpikir untuk pengembangan
Dia mencatat ekonomi Bali saat ini sangat terpuruk. Triwulan I pertumbuhannya -1,14 %. Triwulan II -10,98 %. ”Tidak pernah terjadi di dalam sejarah, baik bom Bali I, bom Bali II, flu burung, SARS, erupsi Gunung Agung, tidak pernah ada begitu kolapnya bisnis sektor pariwisata di Bali. Ini tantangan yang sangat berat, siapa pun pemimpinnya. Dalam hal ini, siapa pun nanti memenangkan pilkada, tentu kita akan suport dan akan berikan dukungan dan bantuan semaksimal mungkin, karena pada situasi ini kita harus solid dan saling membantu untuk membangun Badung ke depan lebih baik,” katanya.
Gung Surya -demikian dia biasa disapa- mengingatkan semua pihak bagaimana menjaga kondusivitas dan juga aktivitas masyarakat. ”Sejauh yang saya tahu, sampai saat ini baru dua hal yang dilakukan, yakni kesehatan masyarakat yang dapat perhatian penuh dengan merealisasikan anggaran dari APBD baik di tingkat II maupun di provinsi dengan memberikan alat kesehatan, menambah paramedis dan juga membangun fasilitas kesehatan dan mentreatmen yang sakit untuk memberikan bantuan. Yang kedua, dampak sosialnya tentu sudah dipikirkan oleh pemerintah dengan memberikan sembako jaringan sosial dan banyak hal yang dilakukan. Namun ini tidak mungkin akan bisa bertahan lama, karena anggarannya sangat terbatas,” katanya.
Di satu sisi, Gung Surya melihat masalah yang dihadapi begitu besar. ”Kita dari industri sudah berpikir hal yang ketiga, yakni ekonomi, bagaimana bisa membangkitkan ekonomi Badung Bali dan Indonesia ini. Karena di Badung kita sangat-sangat tergantung dari pariwisata. APBD yang diproyeksikan 2020 itu mencapai Rp 6 triliun, Rp 4,3 triliun dari pariwisata, dari mana, dari pajak hotel dan restoran. Artinya, kita sangat-sangat tergantung pada sektor pariwisata ini. Makanya ke depan yang menjadi prioritas adalah membangun fasilitas pariwisata, rumah sakit yang bertaraf internasional, dengan paramedisnya. Mereka selain berwisata mereka juga bisa berobat ke sini. (bgn/din)20081616