Media Informasi Masyarakat

Komisi III DPRD Badung Apresiasi Kinerja Direksi Perumda Mangu Giri Sedana

Mangupura, Baliglobalnews

Komisi III DPRD Badung mengapresiasi kinerja jajaran direksi PD Pasar Badung yang kini berubah nama menjadi Perumda Mangu Diri Sedana (MGS) Kabupaten Badung. Selain mengapresiasi, para anggota dewan lebih banyak memberi saran kepada jajaran direksi yang dipimpin Dirut Made Sukantra.

Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat Komisi III DPRD Badung dengan jajaran Perumda MGS di ruang rapat Gosana II, Gedung DPRD, Puspem Badung, pada Jumat (7/5). Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi III, Putu Alit Yandinata, didampingi Wakil Ketua Nyoman Satria dan Wayan Sandra.

Putu Alit Yandinata, usai mengatakan pihaknya mengapresiasi pengelolaan PD Pasar, karena dalam situasi pandemi Covid-19 para direksi masih bisa memberikan upah minimum regional kepada karyawannya, bahkan bisa memberikan THR.

“Dalam penyampaian tadi pun (rapat dengar pendapat) direksi pada triwulan pertama masih bisa mendapat keuntungan. Ini luar biasa. Terlepas dari itu smua, kalau dari hitung-hitungan bisnis provit marginnya 9,7 persen itu tidak ngena. Cuma persoalannya adalah terjadinya pembebanan atau adanya warisan yang tidak efektif dari sisi penyertaan modal,” katanya kepada wartawan.

Dia menyebutkan penyertaan modal dari Pemkab Rp 25 miliar dalam bentuk gedung. “Ini kan harus diinventarisir, sejauh mana efektivitas daripada gedung itu, sejauh mana dulu kajian daripada pasar yang dibentuk,” katanya.

Dia mencontohkan Pasar Latu Sari yang dekat dengan Pasar Mambal, dia menilai tidak layak Demikian pula Pasar Kapal, dimana di desa adat juga ada pasar, bahkan ada banjar juga punya pasar. Kemudian Pasar Tenten di Taman Ayun yang berdekatan dengan Pasar Mengwi. “Semua tahu, Pasar Mengwi luar biasa, kan tidak masuk akal. Nah di pasar yang tidak efektif itu, kami Komisi III akan turun kunjungi untuk memberikan referensi biar dikaji, mau diapakan itu pasar, sehingga tidak terjadi pembebanan terus,” katanya.

Yandinata menilai jajaran direksi pasar sudah melakukan upaya-upaya terbaik, baik terobosan-terobosan dalam bentuk penambahan bidang usaha maupun yang lainnya.

Alit juga menyebutkan Perumda MGS yang memiliki 2019 karyawan dengan 3000 lebih potensi usaha yang ada, hanya pedagang yang memiliki 2000 sekian. “Kalau kita bicara rasio atau perbandingan, tidak masuk akal juga. Tetapi kan sekali lagi, itu warisan yang dia terima. Mengacu pada itu, karena karyawan adalah bagian dari aset juga yang harus dipotensikan dengan baik. Pertanyaannya apakah kalau kita bicara margin provit belanjanya harus ditekan, belanja mana yang ditekan, Apalagi belanja operasionalnya dan sebagainya. Kan ini harus ada hitung-hitung. Apa betul temuan dari BPK, idealnya 150 pegawainya dipekerjakan sementara dia memiliki 2019, tetapi pertanyaannya potensi yang ada itu sudah dimaksimalkan atau dioptimalkan dari sisi aset. Itu yang harus kita kaji bersama. Pertanyaannya, mungkin pegawainya malas,” katanya.

Alit juga menyebutkan Komisi III menyarankan direksi untuk mengundang partner-partner bisnis. “Kita memiliki potensi yang luar biasa di (Pasar) Beringkit itu. Jangan-jangan Beringkit terus menyusui, seperti yang disampaikan tadi. Dengan sepuluh pasar yang dimiliki, kemudian ada beberapa yang harus disusui, secara otomatis Pasar Beringkit yang menjadi idola kita dari dulu akan mengempes, karena tidak kuat lagi,” katanya.

Sementara Dirut Perumda MGS, Made Sukantra, saat ini pandemi ini pihaknya tidak saja bergelut di kios dan los, tetapi sudah membeli produk-produk masyarakat untuk disalurkan. “Beras kita beli di Badung dan Tabanan, kita bisa jual ke Bangli Gianyar. Badung sudah pasti. Telor, kopi lagi, luar biasa. Kita serap dari petani langsung, tidak banyak jaringan. Tapi tujuan kami bukan untuk menyaingi pedagang, tidak. Justru kami ingin bagaimana kami bisa menyuplai ke pedagang, tidak mengecer. Supaya pedagang-pedagang itu hidup dengan mendapat harga yang lebih murah dari kami, sehingga dia mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, dan petani juga tidak mendapat harga yang rendah dari pihak-pihak lain. Yang terakhir bagaimana mayarakat tidak membeli mahal,” katanya.

Terkait saran dewan agar PD Pasar membuka pasar on line, Sukantra mengatakan sudah dapat berkomunikasi dengan Gojek untuk bertemu langsung, karena Covid ditunda. Akan tetapi, dia menyatakan berupaya bagaimana membuat progam atas nama MGS. “Kita buat sehingga masyarakat yang tidak punya kios itu bisa masuk ke Perumda untuk menawarkan. Teknologi seperti ini harus kita ikuti, kalau kita melawan kita akan mati sendiri,” katanya.

Saat ini, kata dia, Perumda MGS mengelola 10 pasar. Dari jumlah tersebut yang masih eksis 7, satu yakni Pasar Kerta Sari ditutup yang rencananya untuk SMP. “Itu sebagai aset yang akan dikembalikan. Semua pasar hidup, hanya dua pasar kurang maksimal yakni Pasar Kapal dan Pasar Tenten. Yang lain masih bisa kita kembangkan ke depan,” tandasnya. (bgn003)21050740

Comments
Loading...
Explore intelligent content generators here.