Harga Properti Alami Lonjakan
Denpasar, Baliglobalnews
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia Provinsi Bali mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer (saat pertama kali rumah diperjual-belikan) mengalami lonjakan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan bahwa lonjakan harga properti residensial pada triwulan I Tahun 2024, dipengaruhi kenaikan harga bahan bangunan. “Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,43% (yoy),” katanya di Denpasar, pada Sabtu (1/5/2024)
Dia menjelaskan SHPR merupakan survei triwulanan terhadap sampel pengembang proyek perumahan (developer) di Provinsi Bali. Peningkatan harga properti residensial tercermin dari perkembangan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2024 tumbuh sebesar 1,48% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan IHPR, kata dia, didorong kenaikan harga ditiga tipe properti yaitu kecil (luas bangunan ≤36 m2), menengah (luas bangunan antara 36 m2 sampai dengan 70 m2) dan besar (luas bangunan > 70 m2) yang masing-masing meningkat sebesar 1,77% (yoy); 2,13% (yoy); dan 1,07% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang masing-masing meningkat sebesar 0,90% (yoy), 0,19% (yoy) dan 0,33% (yoy).
Selain itu, kata dia, kenaikan harga properti residensial juga dipengaruhi peningkatan penjualan rumah di pasar primer selama triwulan I 2024 yang masih tumbuh sebesar 14% (yoy) terutama ditopang oleh penjualan tipe rumah kecil dan besar, meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 21% (yoy).
Erwin menyampaikan meskipun penjualan properti residensial terus tumbuh, namun terdapat sejumlah faktor-faktor utama yang menghambat pengembangan maupun penjualan properti residensial primer di Bali.
“Ini disebabkan kenaikan harga bangunan (23,62%), masalah perizinan (14,91%), suku bunga KPR (13,48%), dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (10,89%)” katanya.
Dia menyebutkan SHPR juga menunjukan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial di Bali bersumber dari dana perbankan sebesar 45,00%, dana internal pengembang sebesar 43,75%, dan sisanya dari dana konsumen. (bgn008)24060104