Media Informasi Masyarakat

Hadiri Pemelaspas Pelinggih, Wabup Suiasa Ajak Krama Ngrastiti Covid-19 Segera Berakhir

Badung, Baliglobalnews

Komitmen Pemkab Badung dalam melestarikan seni, adat, agama, tradisi dan budaya sudah menjadi salah satu skala prioritas pembangunan di bumi keris tersebut. Komitmen itu diimplementasikan dengan senantiasa mendukung sekaligus menghadiri yadnya yang digelar oleh masyarakat, meskipun pada masa pandemi virus corona (Covid-19) saat ini.

Seperti kehadiran Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, pada karya melaspas pelinggih di Pura Dalem Tunon, Banjar Gunung, Desa Abiansemal, Kamis (10/9). Pada kesempatan tersebut Wabup Suiasa yang didampingi Camat Abiansemal, IB Putu Mas Arimbawa, Perbekel dan Bendesa Adat Abiansemal menyerahkan punia Rp 15 juta. 

Wabup merasa bahagia dapat hadir dan ikut ngrastiti pada upacara melaspas, sekaligus bertatap muka langsung dengan krama pengemong pura. Menurut dia, sudah sepatutnya setelah melakukan perbaikan pelinggih dilanjutkan dengan upacara pemelaspas sebagai wujud penyucian bangunan linggih ida bhatara secara niskala. Secara sekala melalui upacara ini juga harus didasari dengan hati dan pikiran yang baik dan suci.

Suiasa tetap meminta kepada krama untuk tetap menaati protokol kesehatan, seperti selalu pakai masker, cuci tangan dengan sabun, hand sanitizer, jaga jarak. Terlebih saat diberlakukannya new normal, kasus corona kian meningkat. ”Kuncinya kembali kepada diri-sendiri untuk selalu waspada dan taat protokol kesehatan,” katanya. 

(Bali Global News/ist) Wabup Suiasa menghadiri karya melaspas pelinggih di Pura Dalem Tunon, Br. Gunung, Desa Abiansemal, Kamis (10/9).

Suiasa mengajak krama yang hadir untuk ikut mendoakan agar pelaksanaan karya dapat berjalan baik, serta memohon kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa terlebih Ida Bhatara yang berstana di Pura Dalem Tunon selalu memberikan keselamatan dan kesejahteraan kepada alam dan umat manusia. Tentunya berdoa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. ”Kami mengajak krama untuk ikut berdoa, ngrastiti semoga melalui karya ini Covid-19 nyomia, kembali ke tempatnya dan segera berakhir, sehingga krama kembali dapat melaksanakan swadarma seperti sedia kala,” katanya.

Sementara Kelian Pura, Ketut Rintug, melaporkan yadnya melaspas lan mecaru ini dilaksanakan serangkaian telah selesainya perbaikan pelinggih gedong dan kori agung di Pura Dalem Tunon. Dana perbaikan bersumber dari swadaya krama pengemong serta dana punia dari para donatur dengan menghabiskan biaya Rp 150 juta. Untuk pembangunan sebelumnya sudah mendapat bantuan dari Bapak Bupati Badung Rp 2 miliar yang diarahkan untuk pembangunan lima buah pelinggih, termasuk tembok penyengker. Rencana ke depan, pihaknya akan memperbaiki peliangan, bale pesandekan, apit surang, serta menyender tebing di sebelah pura. Pengemong pura 76 sepaon, meliputi seluruh krama Br. Gunung, juga ada dari Br. Pande, Br. Keraman, Br. Aseman, Br. Bantan Buah dan dari Sangeh.

Komitmen Pemkab Badung dalam melestarikan seni, adat, agama, tradisi dan budaya sudah menjadi salah satu skala prioritas pembangunan di bumi keris tersebut. Komitmen itu diimplementasikan dengan senantiasa mendukung sekaligus menghadiri yadnya yang digelar oleh masyarakat, meskipun pada masa pandemi virus corona (Covid-19) saat ini.

Seperti kehadiran Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, pada karya melaspas pelinggih di Pura Dalem Tunon, Banjar Gunung, Desa Abiansemal, Kamis (10/9). Pada kesempatan tersebut Wabup Suiasa yang didampingi Camat Abiansemal, IB Putu Mas Arimbawa, Perbekel dan Bendesa Adat Abiansemal menyerahkan punia Rp 15 juta. 

Wabup merasa bahagia dapat hadir dan ikut ngrastiti pada upacara melaspas, sekaligus bertatap muka langsung dengan krama pengemong pura. Menurut dia, sudah sepatutnya setelah melakukan perbaikan pelinggih dilanjutkan dengan upacara pemelaspas sebagai wujud penyucian bangunan linggih ida bhatara secara niskala. Secara sekala melalui upacara ini juga harus didasari dengan hati dan pikiran yang baik dan suci.

Suiasa tetap meminta kepada krama untuk tetap menaati protokol kesehatan, seperti selalu pakai masker, cuci tangan dengan sabun, hand sanitizer, jaga jarak. Terlebih saat diberlakukannya new normal, kasus corona kian meningkat. ”Kuncinya kembali kepada diri-sendiri untuk selalu waspada dan taat protokol kesehatan,” katanya. 

Suiasa mengajak krama yang hadir untuk ikut mendoakan agar pelaksanaan karya dapat berjalan baik, serta memohon kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa terlebih Ida Bhatara yang berstana di Pura Dalem Tunon selalu memberikan keselamatan dan kesejahteraan kepada alam dan umat manusia. Tentunya berdoa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. ”Kami mengajak krama untuk ikut berdoa, ngrastiti semoga melalui karya ini Covid-19 nyomia, kembali ke tempatnya dan segera berakhir, sehingga krama kembali dapat melaksanakan swadarma seperti sedia kala,” katanya.

Sementara Kelian Pura, Ketut Rintug, melaporkan yadnya melaspas lan mecaru ini dilaksanakan serangkaian telah selesainya perbaikan pelinggih gedong dan kori agung di Pura Dalem Tunon. Dana perbaikan bersumber dari swadaya krama pengemong serta dana punia dari para donatur dengan menghabiskan biaya Rp 150 juta. Untuk pembangunan sebelumnya sudah mendapat bantuan dari Bapak Bupati Badung Rp 2 miliar yang diarahkan untuk pembangunan lima buah pelinggih, termasuk tembok penyengker. Rencana ke depan, pihaknya akan memperbaiki peliangan, bale pesandekan, apit surang, serta menyender tebing di sebelah pura. Pengemong pura 76 sepaon, meliputi seluruh krama Br. Gunung, juga ada dari Br. Pande, Br. Keraman, Br. Aseman, Br. Bantan Buah dan dari Sangeh.

Komitmen Pemkab Badung dalam melestarikan seni, adat, agama, tradisi dan budaya sudah menjadi salah satu skala prioritas pembangunan di bumi keris tersebut. Komitmen itu diimplementasikan dengan senantiasa mendukung sekaligus menghadiri yadnya yang digelar oleh masyarakat, meskipun pada masa pandemi virus corona (Covid-19) saat ini.

Seperti kehadiran Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, pada karya melaspas pelinggih di Pura Dalem Tunon, Banjar Gunung, Desa Abiansemal, Kamis (10/9). Pada kesempatan tersebut Wabup Suiasa yang didampingi Camat Abiansemal, IB Putu Mas Arimbawa, Perbekel dan Bendesa Adat Abiansemal menyerahkan punia Rp 15 juta. 

Wabup merasa bahagia dapat hadir dan ikut ngrastiti pada upacara melaspas, sekaligus bertatap muka langsung dengan krama pengemong pura. Menurut dia, sudah sepatutnya setelah melakukan perbaikan pelinggih dilanjutkan dengan upacara pemelaspas sebagai wujud penyucian bangunan linggih ida bhatara secara niskala. Secara sekala melalui upacara ini juga harus didasari dengan hati dan pikiran yang baik dan suci.

Suiasa tetap meminta kepada krama untuk tetap menaati protokol kesehatan, seperti selalu pakai masker, cuci tangan dengan sabun, hand sanitizer, jaga jarak. Terlebih saat diberlakukannya new normal, kasus corona kian meningkat. ”Kuncinya kembali kepada diri-sendiri untuk selalu waspada dan taat protokol kesehatan,” katanya. 

Suiasa mengajak krama yang hadir untuk ikut mendoakan agar pelaksanaan karya dapat berjalan baik, serta memohon kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa terlebih Ida Bhatara yang berstana di Pura Dalem Tunon selalu memberikan keselamatan dan kesejahteraan kepada alam dan umat manusia. Tentunya berdoa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. ”Kami mengajak krama untuk ikut berdoa, ngrastiti semoga melalui karya ini Covid-19 nyomia, kembali ke tempatnya dan segera berakhir, sehingga krama kembali dapat melaksanakan swadarma seperti sedia kala,” katanya.

Sementara Kelian Pura, Ketut Rintug, melaporkan yadnya melaspas lan mecaru ini dilaksanakan serangkaian telah selesainya perbaikan pelinggih gedong dan kori agung di Pura Dalem Tunon. Dana perbaikan bersumber dari swadaya krama pengemong serta dana punia dari para donatur dengan menghabiskan biaya Rp 150 juta. Untuk pembangunan sebelumnya sudah mendapat bantuan dari Bapak Bupati Badung Rp 2 miliar yang diarahkan untuk pembangunan lima buah pelinggih, termasuk tembok penyengker. Rencana ke depan, pihaknya akan memperbaiki peliangan, bale pesandekan, apit surang, serta menyender tebing di sebelah pura. Pengemong pura 76 sepaon, meliputi seluruh krama Br. Gunung, juga ada dari Br. Pande, Br. Keraman, Br. Aseman, Br. Bantan Buah dan dari Sangeh.(bgn122)20091027

Leave A Reply

Your email address will not be published.