Gunakan Bahan Pewarna Alami untuk Kain, UMKM Pagi Motley Binaan BI Tembus Pasar Luar Negeri
Singaraja, Baliglobalnews
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pagi Motley di Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng, menggunakan bahan pewarna alami dari dedaunan dan serabut kelapa pada media kain sejak 2019. Kini produksi UMKM binaan Bank Indonesia Provinsi Bali, sukses menembus pasar internasional dan banyak diminati pasar luar negeri, seperti Korea Selatan, Jepang, Selandia Baru dan Amerika.
Menurut I Made Andika Putra selaku pelaku UMKM Pagi Motley bersama istrinya, Dewa Ayu Agung Puspita Dewi, berkat dukungan berupa bantuan alat mesin pewarna dan pembinaan dari BI Bali sejak 2019, usahanya terus berkembang pesat.
“Kami tidak menggunakan warna tekstil dalam pewarnaan kain. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kami kepada lingkungan dan tidak merusak lingkungan. Dan ini diminati konsumen luar negeri,” kata Dewa Puspita ketika ditemui di tempat usahanya, Jumat (8/10).
Ayu Puspita menuturkan, dalam proses pewarnaan alami, warna hitam didapat dari sari pati daun ketapang, warna kuning didapat dari daun mangga, warna biru diperoleh dari daun indigostobilantes, serta untuk warna coklat menggunakan bahan dasar dari serabut kelapa, dan warna merah menggunakan daun secam.
“Bahan pewarna celup dari bahan alami ini hasilnya sangat bagus dan sisa ampas daun ini, kami olahraga lagi untuk pupuk,” ucapnya.
Dia mengatakan rata-rata bahan baku kain dibawa konsumen langsung dengan motif sesuai keinginan konsumen yang memesan ke tempatnya. Kemudian, dilakukan pewarnaan dengan bahan alami, sesuai pesanan.
Warna dari daun ini sangat natural. Namun, pihaknya juga menyiapkan bahan kain sendiri yang kemudian dilakukan pewarnaan sendiri dan dipasarkan lewat media sosial dan website, sehingga dikenal hingga ke luar negeri.
“Untuk biaya pewarnaan kain celup dengan pewarnaan alami ini, kisaran harga 400 ribu per lembar atau ukuran 160 cm x 50 cm. Sedangkan, untuk harga kain yang telah dilakukan pewarnaan alami dengan cara dilukis, kami bandrol dengan harga hingga Rp 5 juta,” ucapnya.
Dalam mempercepat proses pengerjaan ini, Puspita mengerjakan bersama kerabatnya dan warga desa setempat sekitar 15 orang.
Andika Putra menambahkan, usaha yang mulai digelutinya sejak 2 tahun silam tersebut berkat bantuan BI Bali, dimana sebelumnya dirinya dibiayai untuk sekolah satu tahun di Bogor, tentang cara pewarnaan dengan bahan alami.
“Awalnya saya bekerja di wahana alam dan mencoba memanfaatkan bahan baku di sekitar kita. Seperti serabut kelapa yang menjadi warna favorit untuk pewarna kain. Dan hasilnya banyak diminati konsumen luar negeri,” katanya.
Sementara Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda, mengatakan BI Bali terus mendukung UMKM dengan cara membantu alat produksi dan diikutkan dalam out or boarding sehingga pemasarannya semakin luas secara online.
“Pagi Motley ini merupakan binaan kita dan akan terus dimonitor perkembangannya. Dimana pembinaan UMKM ini akan dilakukan dua hingga tiga tahun dan apabila sudah mandiri maka dilepas. Kemudian kami mencari UMKM lain agar program ini bisa terus bergulir,” tutupnya. (BGN008)21100903

