Dewan Minta Direksi Perumda Pasar Mangu Giri Sedana Lebih Bekerja Keras
Badung, Baliglobalnews
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung meminta Direksi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Mangu Giri Sedana (MGS) lebih bekerja keras untuk memajukan perusahaan. Terlebih-lebih pendapatan Perumda baru mencapai 24 persen pada triwulan pertama.
Permintaan itu disampaikan Komisi III DPRD Badung ketika kunjungan kerja di Kantor Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, pada Senin (30/5).
Ketua Komisi III, Wayan Sandra, menyatakan akan terus mengawasi terhadap Mangu Giri Sedana sampai pendapatan yang diinginkan tercapai. “Perlu kerja keras, bila perlu agar mencapai 100 persen untuk memajukan PD Pasar. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan karena masih ada 531 kios yang kosong. Apalagi perkembangan ekonomi ke depan di Badung sudah mulai kembali menggeliat. Bagaimana 531 kios itu semuanya bisa laku dengan teknik pemasarannya,” ujarnya didampingi anggota Komisi Nyoman Satria, Made Yudana dan Putu Alit Yandinata.
Sandra mendorong Perumda Mangu Giri Sedana untuk lebih produktif lagi dari segi kinerja. Untuk inovasi usaha, pihaknya mengaku akan memonitor setiap dua bulan sekali. “Mana pasar yang untung, mana yang rugi. Indomaret saja bisa untung banyak, masak kita yang di rumah sendiri tidak bisa. Tempat juga tidak ngontrak. Pasar juga sebagai peningkatan ekonomi pedesaan,” katanya.
Anggota Komisi III, Nyoman Satria, meminta Perumda menerapkan sistem digitalisasi dalam bekerja. Pasalnya, jika sudah menggunakan aplikasi (sistem digital), maka kinerja yang dilakukan pegawai akan terlihat jelas. Termasuk, sistem pelaporannya pun akan jelas.
“Jangan ngomong digital saja, kita perlu fakta. Rancang anggarannya itu pembuatan aplikasi online atau secara elektronik. Semua bisa dicek melalui aplikasi. Untung berapa, rugi berapa, bisa langsung dicek di sana. Bahkan absensi juga bisa cukup di HP saja. Digitalisasinya jangan hanya wacana,” tegasnya.
Sementara Anggota Komisi IIi lainnya, Putu Alit Yandinata, meminta Perumda segera mungkin melakukan penataan fundamental. “Harus ada penyelarasan pegawai di tengah kondisi globalisasi. Harus disadari bahwa aplikasi digital itu perlu. Yang lain saja bisa jualan dengan aplikasi. Lakukan penyesuaian, jika berani menggunakan aplikasi berati berani mengurangi pegawai,” katanya. (bgn003)22053101