Denpasar, Baliglobalnews
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri upacara melaspas dan mecaru serangkaian karya ngenteg linggih, pedudusan alit, pemelaspas mupuk pedagingan lan mecaru rsi gana di Parhyangan Banjar Abian Kapas Kelod, Desa Adat Sumerta, pada Senin (26/8/2024). Walikota Jaya Negara turut ngayah mesolah Topeng Dalem Arsa Wijaya bersama seniman lokal Desa Sumerta.
Kelian Adat Banjar Abian Kapas Kelod I Wayan Krisna Saputra mengatakan pelaksanaan karya tersebut bertujuan untuk menjaga kesimbangan alam semesta beserta isinya. Hal ini juga untuk menetralisir aura negatif yang mengganggu kehidupan manusia, khususnya krama Banjar Abian Kapas Kelod. Sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang aman damai gemah ripah loh jinawi. Karya ini juga sebagai wujud syukur kepada sang pencipta atas anugrah yang diberikan.
“Tujuanya tentu tidak lain adalah untuk menjaga kesimbangan alam semesta beserta isinya serta menghindari seluruh umat manusia dari marabahaya, serta sebagai wujud syukur untuk senantiasa diberikan tuntunan dalam melaksanakan tugas kewjiban,” ujarnya.
Adapun rangkaian karya telah dimulai sejak tanggal 14 Agustus lalu dengan matur piuning karya, nanceb dan nyukat genah karya. Dilanjutkan dengan Upacara Ngingsah pada 24 Agustus lalu. Dan pada hari ini dilaksanakan Upacara Melaspas dan Mecaru. Untuk Puncak Karya akan berlangsung bertepatan dengan Tumpek Wariga pada 31 Agustus mendatang. Selanjutnya Ida Bhatara Nyejer hingga Nyenuk pada 2 September mendatang. Sedangkan upacara Nyegara Gunung akan dilaksanakan pada 3 September 2024.
Walikota Jaya Negara menyambut baik pelaksanaan karya ini. Hal ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat, khususnya krama Banjar Abian Kapas Kelod untuk selalu eling. Sehingga sudah sepatutnya seluruh elemen masyarakat, utamanya krama banjar menjadikan ini sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.
“Dengan pelaksanaan karya ini mari kita tingkatkan srada bakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana, dengan harapan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, segilik, saguluk, salunglung subayantaka sesuai dengan spirit vasudhaiva kutumbakam bahwa kita semua bersaudara,” ujarnya.
Tampak hadir Camat Denpasar Timur Ketut Sri Karyawati, Bendesa Adat Sumerta I Made Aryawan Payusa, tokoh masyarakat serta undangan lainya. Seluruh rangkaian upacara diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Oka Mas Griya Satria. (bgn003)24082606