Mangupura, Bali Global News
Pujawali di Pura Lingga Bhuwana Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Mangupraja Mandala, yang tahun ini jatuh pada Minggu (5/7) bertepatan dengan Purnama Kasa dan bertepatan dengan Hari Suci Banyu Pinaruh. Hanya saja, pelaksanaan tahun ini tidak seperti biasanya, karena di tengah situasi pandemi Covid-19 sehingga protokol kesehatan tetap diterapkan.
Rangkaian pujawali sekaligus persembahyangan bersama dipuput oleh Ida Pedanda Gede Buruan dari Griya Pesraman Darmasaba dan dihadiri oleh Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, bersama jajaran pimpinan OPD di Lingkungan Pemkab Badung.
Wabup Suiasa mengatakan pelaksanaan pujawali di Pura Lingga Bhuwana tetap berjalan khusuk dan khidmat dengan tetap menerapkan protokoler kesehatan. Pujawali kali ini, kata dia, memang sedikit berbeda, namun tidak mengurangi makna dan tujuan pujawali tersebut. ’’Di tengah pandemi Covid-19 ini ada sedikit yang berbeda, namun tidak mengurangi makna dan cihna bhakti kepada Ida Hyang Widhi Wasa yang maligia dan berstana di Pura Lingga Bhuwana,’’ ungkap Wabup Suiasa.
Wabup juga mengajak melalui pujawali ini untuk mendoakan semoga pandemi cepat berlalu dan kehidupan kembali normal seperti sebelumnya. ’’Doa-doa yang kita panjatkan bersama dengan tulus dan ikhlas pasti Beliau dengarkan. Persembahyangan pada pujawali ini tiada lain juga untuk memohon kehadapan Hyang Prama Kawi agar pandemi Covid-19 ini segera berlalu serta kerahayuan selalu hadir di tengah-tengah kehidupan dan hati kita,’’ harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, I Gede Eka Sudarwita, mengatakan terkait dengan upakara pada pujawali kali ini memang berbeda dari pujawali tahun sebelumnya, karena di tengah situasi pandemi Covid-19. Dikatakan, kalau sebelumnya sarana upakara biasanya nyatur rebah, ayaban di ayur bebangkit, di depan surya bebangkit, di pengubengan bebangkit, sarana caru panca sanak di luhur, di jaba caru siap lima dan Ida Bhatara melasti ke Beji serta saat nutug ketelun nganggen bebangkit dan pregembal. Sedangkan untuk pujawali kali ini hanya menggunakan sarana satu bebangkit, di jaba ayaban tumpeng solas, mecaru panca sata, Ida Bhatara ke Beji ngubeng sedangkan nyejer hanya satu hari. (bgn/humas)