Badung, Baliglobalnews
Suasana di Aula SMP Negeri 2 Kuta Utara tampak meriah dan penuh antusiasme pada Kamis (16/10/2025). Pasalnya, ratusan siswa dan guru berkumpul menyaksikan pelaksanaan debat Calon Ketua OSIS Periode 2025-2026, yang menghadirkan tiga calon Ketua OSIS terbaik dari sekolah tersebut. Debat menjadi semakin menarik karena menghadirkan Ketua Bawaslu Kabupaten Badung I Wayan Semara Cipta sebagai panelis, bersama jajaran Bawaslu lainnya yang turut berperan sebagai moderator dan tim perumus.
Menurut Kepala SMP Negeri 2 Kuta Utara Ida Bagus Nyoman Segarayoga, keterlibatan Bawaslu Kabupaten Badung dalam kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara lembaga pendidikan dan lembaga penyelenggara pemilu dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini. “Ini merupakan bentuk kolaborasi dan sekaligus mentoring siswa-siswa bagaimana proses demokrasi dilaksanakan di sekolah. Bawaslu dilibatkan agar siswa-siswa bisa belajar berdemokrasi dari dini, sehingga mereka nantinya memiliki bekal kemampuan ketika mereka menjadi pemilih ataupun mengambil peran menjadi salah satu penyelenggara pemilu,” ujarnya.
Debat dihadiri oleh gabungan seluruh siswa dan guru yang jumlahnya mencapai ribuan orang. Menariknya, panitia juga menginisiasi live streaming agar siswa yang masuk pada gelombang pagi dapat menyaksikan jalannya debat dari rumah masing-masing.
I Wayan Semara Cipta yang akrab disapa Kayun, menyampaikan apresiasi atas kesempatan yang diberikan kepada Bawaslu untuk berkolaborasi dalam kegiatan pendidikan demokrasi di tingkat sekolah. “Terima kasih atas undangan dan kolaborasi ini. Sejauh yang saya lihat, debat berlangsung tertib sesuai peraturan yang dibuat. Saya juga kagum dengan kemampuan public speaking para calon Ketua OSIS yang luar biasa,” katanya.
Kayun menyampaikan bahwa di Bawaslu terdapat tiga prinsip utama, meliputi awasi, cegah, tindak. “Mengawasi pelaksanaan pemilu, mencegah pelanggaran pemilu, dan menindak pelanggaran. Prinsip ini juga bisa diterapkan di lingkungan sekolah. Dalam konteks di sekolah, prinsip awasi, cegah, dan tindak bisa diterapkan untuk mencegah dan menindak tindakan bullying, agar tercipta suasana belajar yang sehat dan saling menghargai,” katanya.
Dia menilai kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pemilihan pemimpin siswa, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran praktik demokrasi, menanamkan nilai partisipatif dan tanggung jawab sejak usia sekolah. “Hal ini merupakan sebuah langkah kecil, namun berarti, menuju generasi muda yang sadar demokrasi,” katanya.
Acara debat berlangsung meriah, tertib, dan penuh semangat. Para calon Ketua OSIS menunjukkan kemampuan argumentasi yang baik, sementara seluruh peserta memberikan dukungan dengan cara yang sopan dan sportif. (bgn003)25101611