Kedua Kalinya, Desa Adat Tuban Tidak Selenggarakan Pasar Majelango

Badung, Baliglobalnews

Pasar Majelango untuk kedua kalinya tidak dilaksanakan oleh Desa Adat Tuban, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Upacara yang biasanya digelar pada Ngembak Gni tidak digelar karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Menurut Jro Bendesa Desa Adat Tuban, Drs. I Wayan Mendra, M.Si., tradisi Pasar Majelango sudah dua kali tidak dilaksanakan, tahun 2020 dan tahun 2021 sejak diaktifkan lagi tahun 2015 lalu. ”Karena masih pandemi Covid-19, kita harus menerapkan protokol kesehatan, ya terpaksa tidak dilaksanakan. Tahun lalu juga tidak kita laksanakan karena Covid-19,” kata Mendra ketika dihubungi pada Senin (15/3).

Mendra menjelaskan tradisi Pasar Majelango merupakan ungkapan kegembiraan masyarakat Desa Adat Tuban sehari setelah melaksanakan catur brata pada hari Nyepi, yakni pada hari Ngembak Geni. Pada hari tersebut digelar acara silaturahmi antarumat Hindu dan juga dengan masyarakat non-Hindu.

”Tradisi ini sempat tidak dilaksanakan sejak tahun 1970, ya karena kesibukan, pengaruh budaya luar. Saya merasa terpanggill untuk membangkitkan lagi tradisi silaturahmi ini sejak 2015 lalu,” kata Tenaga Ahli Bupati Badung itu.

Mantan anggota DPRD Badung dua periode dari Fraksi Demokrat itu, pada Pasar Majelango, digelar pasar dadakan yang menjual kebutuhan sehari-hari, baju dan kebutuhan lain yang sifatnya dadakan. ”Karena itu banyak warga yang menjadi pedagang dadakan, ada juga yang menjual makanan tradisional, seperti tipat cantok dan sebagainya. Di tengah Pasar Majelango kita buatkan panggung hiburan untuk seni dan budaya, bukan hanya seni budaya Hindu, juga dari saudara kita yang lain. Ada pementasan reog, rebana dan cakalele dari Timor,” katanya.

Dia menyebutkan yang menarik perhatian masyarakat adalah mbed-mbedan (tarik tambang-red) menggunakan bangsing (akar gantung pohon beringin). ”Mbed-mbedan ini hiburan semata, tidak ada kaitannya dengan upacara atau keyakinan tertentu. Hanya, karena sekarang susah mencari bangsing yang cukup, terpaksa menggunakan tali tambang tetapi diselipkan sedikit bangsing,” katanya seraya mendoakan agar Covid-19 segera berlalu sehingga kehidupan manusia menjadi normal dan pariwisata mulai menggeliat yang akan membawa dampak kesejahteraan masyarakat Bali. (bgn003)21031514

Covid-19desaadattubankutaselatanpandemipasarmajelango
Comments (0)
Add Comment