Kasus Dugaan Pengeroyokan Tahanan hingga Tewas Dalam Rutan, Pihak Keluarga Minta Polresta Denpasar Usut Tuntas

Denpasar, Baliglobalnews

Pihak keluarga meminta Kepolisian Resor Kota Denpasar, Bali, mengusut tuntas dan memberikan hukuman yang setimpal terhadap para pelaku dugaan pengeroyokan terhadap seorang tahanan bernama Ali Imron (35), yang tewas di dalam rumah tahanan kepolisian setempat, beberapa waktu lalu.

Kuasa Hukum Korban, Agung Handi Sejahtera, menyampaikan kedatangan pihak keluarga didampingi kuasa hukum juga ingin meminta dari kepolisian untuk persetujuan berita acara serah terima jenazah korban agar bisa diurus keluarga. “Kedatangan kita ke Polresta, juga meminta pertanggungjawaban atas dugaan pengeroyokan yang terjadi di Rutan Polresta Denpasar. Kami merasa dirugikan dalam hal ini, kenapa sampai di Rutan Polresta terjadi hal yang tidak diinginkan, padahal korban sudah kooperatif saat penahanan hingga penetapan tersangka,” kata Agung didampingi kuasa hukum lainnya I Gusti Agung Andra Wibawa dan Putu Eka Wiranjaya Putra kepada wartawan di Polresta Denpasar, pada Senin (9/6/2025),.

Dia berharap tersangka yang sudah meninggal dunia harusnya proses penyidikan sudah selesai, artinya sudah dihentikan demi hukum atau SP3. “Kita juga telah mengirimkan surat untuk meminta kasus ini di-SP3 (pemberhentian penyidikan) dan meminta kasus yang lama sudah selesai. Karena tersangka telah meninggal dunia,” katanya.

Saat ini, kata dia, untuk kasus yang menimpa Ali Imron (korban) fokusnya terkait kasus dugaan pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Jadi pihak keluarga menuntut siapapun yang terlibat dalam kasus ini (tahanan rutan dan pihak petugas pengawas kepolisian) agar betul-betul diusut tuntas dan ditindak tegas. “Jangan sampai ada hal-hal yang disembunyikan kepada keluarga atau masyarakat luas,” katanya.

Sementara kakak korban, Achmad Sodikin, berharap semua pelaku pengeroyokan dapat hukuman setimpal. “Kedatangan kita di hadapan pihak kepolisian sama-sama kooperatif. Jadi kita ikuti proses hukum di Indonesia dan harap ada keadilan,” ucapnya.

Achmad mengaku sempat berkomunikasi terakhir dengan adiknya pada Minggu (1/6/2025) sebelum kejadian meninggalnya korban dalam rutan pada Kamis (5/6/2025).

Dia menjelaskan sosok korban sangat ramah dan memiliki 400 teman dan suka membantu orang lain. Dia mempunyai hobi otomotif yang sudah lama digeluti. “Jadi informasi sebelumnya tidak benar. Tolong diluruskan. Keluarga kami tidak seperti yang diberitakan. Saya sendiri tenaga pendidik (penceramah) di Riau. Rencana kami mendirikan pondok pesantren di Riau dan rencana korban diangkat menjadi direktur untuk life skill anak-anak di pesantren,” katanya. (bgn008)25060906

pengeroyokanpolrestadenpasar
Comments (0)
Add Comment
All functions unlocked → learn more.