Badung, Baliglobalnews
Puluhan babi mati mendadak dalam sepekan ini di Desa Tumbak Bayuh, Kecamatan Mengwi, Badung. Peternak pun rugi, terlebih-lebih menjelang Hari Raya Galungan.
Pak Ngurah, warga Banjar Jeroan, Desa Tumbak Bayuh, mengatakan awalnya babi panas, berwarna merah, tidak mau makan dan akhirnya mati. “Seperti kena virus, hari ini di kandang warga ada babi mati, besoknya babi di kandang warga yang lain mati. Ibu saya beli dia ekor bibit babi, maunya satu ekor dipakai indukan dan yang satu lagi dipelihara, yaa sebagai celelengan menjelang Galungan. Satu mati mendadak, padahal sore kemarin masih lincah. Biar tidak rugi total, terpaksa dijual padahal beratnya belum maksimal. Maunya dijual menjelang Galungan, Harganya pun jatuh, cuma 33 ribu per kilo,” katanya Jumat (14/7/2023).
Babi yang mati itu pun dikubur. Kini kandangnya kosong. Untuk sementara dia berhenti dulu memelihara babi.
Ketika ditanya apakah tidak ada bantuan vaksin, Pak Ngurah mengatakan tidak. Sebulan lalu, ada petugas Dinas Pertanian datang, tetapi hanya mengecek sapi. Dia pun mengaku tidak melaporkan kematian puluhan babi tersebut. Dia pun merasa peternak babi tidak mendapat perhatian.
Ketika hal itu dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Wayan Wijana, menyatakan belum mendapat laporan. “Kita akan telusuri penyebab kematiannya, apakah karena perubahan cuaca atau disebabkan oleh penyakit. Untuk memastikan perlu dilakukan uji lab,” katanya.
Terkait perhatian, Wijana menyatakan ternak babi juga sudah divaksinasi PMK tahap 1 dan mulai Agustus nanti vaksin tahap 2. “Kalo yang dimaksud karena terkena ASF memang sampai saat ini para ahli belum bisa membuat vaksin ASF,” katanya.
Namun beberapa saat kemudian dia membenarkan bahwa dari hasil penelusuran petugasnya memang pada satu bulan lalu ada kasus kematian 3 ekor babi, karena waswas peternak menjual sisa babi yang masih hidup. “Namun kami tidak bisa mendapatkan sampel utk uji lab. Kami akan telusuri lagi,” katanya. (bgn003)23071408