FKH Unud dan Pemprov Bali Tingkatkan Populasi dan Produksi Ternak Sapi

Singaraja, Baliglobalnews

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mengadakan bimbingan teknis manajemen peternakan di Adi Assri Beach Resort Pemuteran Gerokgak, Buleleng, pada Rabu (14/7).

Dalam kegiatan itu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mengundang empat narasumber antara lain dari BPTU HPT Denpasar, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Balai Besar Veteriner Denpasar, dan BPTP Denpasar.

“Kegiatan ini dilakukan guna meningkatan populasi dan produksi ternak Sapi Bali,” kata Dosen Reproduksi dan Kebidanan Veteriner dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, I Gusti Ngurah Bagus Tri Laksana.

Peserta dari kegiatan bimbingan teknis ini adalah para penerima bantuan ternak oleh pemerintah pada kelompok ternak di Desa Sumber Kelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.

Bimbingan teknis manajemen peternakan ini dilakukan dengan cara diskusi panel, dengan dua sesi. Sesi pertama, diisi dua narasumber yaitu dari BPTU HPT Denpasar I Gusti Putu Ngurah Raka tentang Budidaya Usaha Peternakan Sapi Bali dan I Gusti Ngurah Bagus Tri Laksana, tentang Teknik Reproduksi Ternak Sapi Bali.

Diskusi panel sesi kedua dengan narasumber dari Balai Besar Veteriner Denpasar tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Pada Ternak Sapi Bali, serta dari BPTP Denpasar memberikan materi tentang Pengolahan Limbah Peternakan Sapi Bali.

I Gusti Ngurah Bagus Tri Laksana dalam paparannya mengulas tentang masalah reproduksi sapi bali terutama tentang inseminasi buatan dan permasalahan reproduksi yang dihadapi oleh para peternak.

“Karena, banyak peternak yang mengaku mengalami kegagalan inseminasi buatan dan mengalami gangguan postpartum yaitu prolapsus uteri,” ucapnya.

Terkait kegagalan IB, kata dia, yang sering terjadi akibat tidak tepatnya waktu IB, yaitu peternak melakukan IB pada saat munculnya leleran vagina atau saat puncak estrus. “Padahal seharusnya IB dilakukan 8 sampai 12 jam setelah puncak estrus tersebut,” ucapnya.

Para peternak rata-rata mengakui bahwa, mereka melakukan IB pada saat puncak estrus dan akan mengikuti anjuran narasumber. Adapun gangguan postpartum berupa prolapsus uteri hal ini dikarenakan kurangnya exercise pada Sapi Bali saat bunting dan narasumber memberikan saran agar peternak memberikan ruang untuk exercise pada sapinya saat bunting.

Acara diskusi panel ini berlangsung hangat dan peserta sangat antusias mengikuti kegiatan. Perbekel Sumberklampok yang juga merupakan seorang peternak Sapi Bali juga sangat mengapresiasi kegiatan bimbingan teknis ini. Ia juga meminta narasumber untuk memberikan saran kepada peternak apabila dihubungi via telepon maupun WhatsApp (WA). Para narasumberpun bersedia untuk dihubungi dan dengan senang hati akan membantu peternak.

Berita ini juga dapat diakses melalui http://www.unud.ac.id. (bgn008)22071903

FKHunuddanpemprovbalitingkatkanpopulasi
Comments (0)
Add Comment