Tabanan, Baliglobalnews
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri upacara mapepada serangkaian karya mamungkah, mupuk pedagingan, caru manca kelud, melaspas, ngenteg linggih, mapadudusan alit (wraspati kalpa) di Pura Maspahit, Banjar Desa, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, pada Senin (9/9/2024). Puncak karyanya jatuh pada Rabu (11/9/2024) mendatang dan akan dipuput oleh Ida Pandita Mpu Siwa dari Griya Kerambitan. Sebagai bentuk motivasi dan dukungan, Bupati Badung Giri Prasta menyerahkan bantuan pribadi Rp50 juta kepada Ketua Panitia I Wayan Sudarma yang disaksikan oleh seluruh undangan dan para masyarakat pengempon Pura Maspahit.
Bupati Giri Prasta menyampaikan puja atau upacara dilaksanakan oleh ida ratu sulinggih dan para pemangku, lalu wali atau tari-tarian diikuti oleh para krama. “Desa Gadungan boleh maju, tapi dengan kemajuan Desa Gadungan ini, jangan sampai menggerus akar adat dan budaya kita. Di Bali ini yang paling utama adalah agama leluhur, jangan lupakan para leluhur dan baktilah kepada leluhur. Semoga semua rangkaian karya di Pura Maspahit ini berjalan lancar sampai nanti puncak karya hingga penyineban. Dengan telah dilaksanakan karya ini, semoga para pengempon pura juga segilik saguluk, saluung-luung lan sebayantaka, mencapai gemah ripah loh jinawih dan tata tentram kertha raharja,” ujarnya.
Ketua Panitia I Wayan Sudarma menyampaikan bahwa pembangunan restorasi Pura Maspahit ini sudah dimulai sejak tahun 2015, dimulai dengan mengumpulkan dana dari 135 KK pengempon pura ini. Dijelaskan pula bahwa pengempon pura ini tidak hanya dari Desa Gadungan saja, ada dari Desa Kerambitan, Desa Gunung Salak, Desa Baha dan dari Kabupaten Jembrana. “Dengan kekurangan dana yang kami miliki, maka para pengempon urunan Rp4 juta per KK, hingga terkumpul dana Rp500 juta untuk restorasi pura ini, yang dicicil dengan jangka waktu 3 tahun. Setelah selesai pembangunan, rencananya kami akan melaksanakan upacara karya, namun terkendala dengan adanya pandemi Covid-19, yang membuat kami menunda rencana untuk melaksanakan karya ini dan pembangunan pura ini juga tertunda,” jelasnya.
Sudarma menjelaskan baru pada tahun 2022 kembali para kelian dan pengempon melanjutkan pembangunan restorasi pura ini. Akibat tertundanya pembangunan tersebut membuat para pengempon terus mengaturkan banten/upakara guru bendu piduka, di setiap piodalan di pura ini. “Kami terus berusaha untuk melaksanakan karya ini, dengan mencari informasi kepada para pengempon Pura yang telah melaksanakan karya ngenteg linggih sebelumnya. Lalu kami membuat secara swadaya apa saja yang diperlukan untuk kebutuhan karya ini, kami buat sedikit demi sedikit. Dengan kehadiran Bapak Bupati Giri Prasta ke Pura ini, kami berharap bisa meringankan beban kami sebagai pengempon,” ungkapnya. (bgn003)24090906