Media Informasi Masyarakat

Air Terjun Desa Adat Batulantang, “Mutiara” Terpendam di Badung Utara

Badung, Baliglobalnews

Pulau Bali, selain terkenal dengan pariwisata budaya, juga kaya akan objek wisata alam, termasuk tempat wisata air terjun. Satu di antara sekian objek wisata air terjun tersebut terdapat di Kabupaten Badung, tepatnya di Desa Adat Batulantang.

Sayangnya, air terjun Batulantang belum banyak dikenal wisatawan. Desa Adat Batulantang berada di Desa Dinas Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Desa adat yang berada di ujung utara kabupaten berbentuk keris itu berjarak sekitar 32 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung di Sempidi dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 50 menit dengan kendaraan.

Untuk mencapai lokasi air terjun Desa Adat Batulantang, kita harus rela mengikuti jalan setapak, menuruni lembah sekitar 500 meter dari areal parkir di tepi Jalan Raya Baturiti-Sangeh. Di kiri-kanan sepanjang jalan setapak terdapat perkebunan cengkeh, tanaman kopi, dan pohon kakao. Suasana pun terasa sejuk membuat perjalanan semakin maknyus, sehingga tidak terasa sudah tiba di lokasi. Deburan air terjun setinggi kurang lebih 25 meter berhembus ke udara terasa membuat suasana hati menjadi lebih segar.

Jro Bandesa Rai Ardana

Areal air terjun Batulantang masih asli. Karena itu, janganlah berharap ada fasilitas parkir dan fasilitas umum lainnya. “Untuk tempat parkir hanya menggunakan tepi jalan raya atau memanfaatkan lapangan sepak bola tidak jauh dari lokasi air terjun,” kata Jro Bandesa Desa Adat Batulantang, I Rai Ardana (52) ketika ditemui Minggu (23/1).

Warga setempat menyebut air terjun Batulantang dengan nama Waterfall Gong. Menurut Gurun Arik, sapaan Jro Bandesa Rai Ardana, penyebutan gong karena terdengar seperti ada suara gong. “Biasanya dulu saat rahinan (hari-hari suci) seperti tilem atau purnama di sekitar lokasi terdengar seperti ada suara gong. Gemanya cukup lama,” katanya.

Bagi Gurun Arik, Waterfall Gong sangat bagus untuk dikembangkan menjadi objek wisata spiritual dan tempat yoga. Pandangan Gurun Arik mungkin ada benarnya, karena lingkungan sangat mendukung. Apalagi dekat Waterfall Gong ada pura dang kahyangan, yakni Pura Kancing Gumi.

Hingga saat ini, baik pihak desa adat maupun desa dinas tidak memungut ataupun mengenakan tiket masuk ke areal Waterfall Gong. “Tidak ada pungutan, gratis,” katanya.

Ardana mengharapkan pemerintah bisa menata untuk dijadikan daya tarik wisata. “Sudah ada beberapa turis yang berkunjung,” katanya. (bgn003)22012308

Comments
Loading...