Wisman ke Bali Masih Nihil, Pemerintah Diminta Tidak Main-main dengan Kebijakan
Badung, Baliglobalnews
Pemerintah Pusat sudah membuka pintu Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk menerima kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) untuk berwisata ke Bali. Sudah sebulan lebih, tepatnya 14 Oktober lalu, dibuka, namun hingga saat ini wisman masih nihil ke Bali.
Kondisi itu menjadi perhatian banyak pihak di Bali, bahkan menjadi trending topik, mengapa hal itu bisa terjadi. Berbagai pihak lantas menilai Pemerintah Pusat yang berwenang mengatur syarat wisman datang ke Bali seperti bermain-main dalam membuat kebijakan. Setidaknya penilaian itu dikemukakan oleh anggota DPRD Bali, Drs. I Nyoman Laka.
“Pemerintah Pusat sepertinya bermain-main dalam membuat aturan wisman ke Bali,” katanya di Denpasar pada Selasa (16/11).
Politisi senior PDI Perjuangan dari Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Badung, itu mencontohkan dalam penerapan karantina wisman dan harga PCR. “Awalnya karantina diberlakukan 8 hari. Setelah ada berbagai masukan, diubah menjadi 5 hari kemudian diubah lagi menjadi 3 hari. Demikian pula dengan harga tes PCR, semula 700 ribu rupiah, setelah ada protes atau masukan, apakah itu tawar-menawar, akhirnya turun harga menjadi sekitar 450 ribu, dan terakhir 275 ribu,” katanya.
Dia menilai aturan tersebut sebagai kebijakan main-main. Dia menyatakan heran di tengah pandemi Covid-19 yang sudah terus menurun dan beberapa pekan belakangan ini yang terkonfirmasi positif di angka satu digit, mestinya kebijakan menyesuaikan. “Bukan malah diperberat. Justru dengan kebijakan itu, dari informasi yang saya dapat, wisman mengalihkan kunjungannya ke Thailand,” katanya.
Menurut Laka, dari informasi yang didapatkannya, dalam kurun waktu tujuh hari, 1-7 November 2021 sudah puluhan ribu wisman yang berkunjung ke negeri Gajah Putih tersebut. Dia lantas merinci wisman yang berwisata ke Thailand di antaranya Jerman mencapai 2.626 orang, Amerika 2.625, Inggris 1.475, Jepang 1.449. “Mereka masuk ke Thailand tanpa karantina. Yang penting sudah memenuhi syarat prokes, wisman bisa langsung berwisata,” katanya.
Laka pun menyatakan aspirasi yang didapatnya dari stakeholder pariwisata meminta agar wisman yang masuk ke Bali tidak usah dikarantina. “Cukup bukti vaksin, menggunakan aplikasi PeduliLindungi, dan PCR atau tes rapid antigen saja, supaya ekonomi Bali bergeliat lagi, agar wisman kembali ramai ke Bali. Dalam hal ini, saya mendukung usulan Bapak Gubernur Bali, Wayan Koster, agar kalau toh harus dikarantina, cukup satu hari saja, setelah itu wisman boleh berwisata dengan menerapkan prokes yang ketat,” katanya.
Dia mengingatkan bahwa pendapatan Bali 85 persen dari pariwisata melalui pajak hotel dan restoran. “Jangan sampai ada dugaan muncul bahwa pariwisata Bali sengaja dipermainkan, ini akan membahayakan ekonomi masyarakat Bali. Jangan lagi kecewakan masyarakat Bali dengan kebijakan yang main-main,” tandasnya. (bgn003)21111614