Media Informasi Masyarakat

Walikota Jaya Negara Nyanggingin di Desa Adat Pemogan

Denpasar, Baliglobalnews

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, ngayah nyanggingin pada upacara mapandes serangkaian karya manusa yadnya dan pitra yadnya, Desa Adat Pemogan di Peyadnyan Kawasan Jalan Glogor Carik, pada Selasa (23/8).

Walikota Jaya Negara mengatakan ritual mapandes merupakan salah satu upacara manusa yadnya yang wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. Upacara ini bertujuan untuk mengendalikan 6 sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah sad ripu.

Dia menyebutkan selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, mapandes atau  metatah merupakan upacara untuk menetralisir sifat buruk dalam diri manusia yang disebut dengan Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).

“Mepandes atau metatah merupakan wujud bhakti kepada Sang Pencipta. Dengan dilaksanakannya karya metatah massal serta Karya Manusia Yadnya dan Pitra Yadnya ini diharapkan mampu meningkatkan sradha dan bhakti umat, serta para peserta atau yang bersangkutan mampu menjadikan diri lebih dewasa dan bijak baik dalam berpikir, berbuat dan berbicara, dengan  penerapan prokes yang ketat,” ujarnya.

Bendesa Adat Pemogan, AA Ketut Arya Ardana, mengatakan upacara mepandes ini dilaksanakan serangkaian karya manusia yadnya dan pitra yadnya Desa Adat Pemogan. Hal ini telah tertuang dalam awig-awig atau pararem Desa ADat. Dimana, pelaksanaanya rutin dalam rentang waktu lima tahun sekali.

Rangkaian karya tahun ini, kata dia, dikemas dengan beberapa tahapan utama yakni pitra yadnya yang terdiri atas upacara warak keruron diikuti oleh 111 peserta, ngelungah diikuti oleh 2 orang peserta, ngelangkir diikuti oleh 13 peserta, ngaben diikuti oleh 24 peserta dan nyekah diikuti oleh 73 peserta.

Upacara manusia yadnya terdiri atas ngangkid diikuti 57 orang peserta, menek kelih diikuti 45 peserta dan matatah diikuti 127 peserta. Puncak upacara mapandes dilaksanakan pada Selasa (23/8), sedangkan puncak nyekah akan dilaksanakan pada Jumat (26/8) mendatang.

“Harapan kami tentu dapat meringankan beban masyarakat serta sebagai bentuk bhakti, sehingga secara berkelanjutan dapat dilaksanakan, serta selalu berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan meningkatkan srada dan bakti umat,” katanya. (bgn003)22082314

Comments
Loading...
Launch Rytr AI client locally — for structured writing.