Taman Pujaan Bangsa Margarana Butuh Perhatian Lebih, Fasilitas Mulai Menurun
Tabanan, Baliglobalnews
Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana, monumen bersejarah yang menjadi saksi bisu Puputan Margarana pada 20 November 1946, menghadapi tantangan serius dalam menjaga kelestariannya. Seiring bertambahnya usia, fasilitas di taman ini yang terletak di Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Tabanan, semakin memprihatinkan dan memerlukan pembaharuan pada beberapa fasilitas.
Pengelola Taman Pujaan Bangsa Margarana Anak Agung Nanik Suryani mengungkapkan kekhawatirannya terkait fasilitas umum, terutama toilet, yang semakin menurun akibat usia bangunan. Fasilitas ini dibangun pada tahun 1954 dan membutuhkan perawatan yang intensif sesuai dengan master plan yang ada.
“Kami sangat berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap perawatan taman ini. Taman Margarana memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan perlu dilestarikan untuk generasi mendatang,” ujar Nanik Suryani pada Senin (23/12/2024).
Menurut Nanik Suryani, kondisi fasilitas yang kurang memadai ini tentu saja berdampak pada kenyamanan pengunjung. Padahal, TPB Margarana semakin populer, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa serta personel TNI dan Polri. “Banyak pengunjung yang datang untuk belajar sejarah dan mengenang perjuangan para pahlawan. Kita harus memberikan fasilitas yang layak bagi mereka,” katanya.
Dia menyatakan untuk mengatasi masalah ini, pengelola telah melakukan berbagai upaya, seperti melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi pohon, terutama di tengah curah hujan yang tinggi saat ini. Pemangkasan ranting berbahaya juga dilakukan untuk menghindari potensi bahaya.
Selain itu, kata dia, masalah instalasi listrik yang sudah tua juga menjadi perhatian agar tidak membahayakan pengunjung. “Ini kan pembangunan sudah lama sekali, harus ada pembaharuan di beberapa titik, ya semoga ke depan ada perhatian untuk terutama perawatan,” katanya.
Kekurangan fasilitas toilet juga menjadi perhatian utama di TPB Margarana. Dia mengungkapkan bahwa fasilitas toilet yang ada di kawasan utama hanya berjumlah empat, dua di antaranya di luar dan dua di dalam. Meski sudah dibangun sejak 1954, toilet-toilet ini masih berfungsi dengan kondisi yang terbatas.
“Selain itu, Bumi Perkemahan Margarana juga memiliki fasilitas toilet, namun sebagian besar tidak berfungsi. Akibatnya, para pengunjung perkemahan lebih sering menggunakan fasilitas toilet di TPB yang, meskipun sudah tua, masih dapat berfungsi dengan baik,” ujarnya.
Pengelola TPB Margarana juga menyebutkan sudah sempat mengusulkan terkait hal ini kepada pemerintah provinsi. “Memang kita dibantu bertahap yang terakhir dibantu dari Provinsi kira-kira tiga tahun yang lalu, itu jalan setapaknya. Untuk toilet mudah-mudahan tahun ini bisa saya ajukan lagi,” tegasnya.
Terkait masalah kebersihan, lanjutnya, TPB Margarana mengandalkan tenaga honorer 23 orang, dan setiap dua tahun sekali bantuan Rp 300 juta dari provinsi diberikan untuk keperawatan fasilitas. “Lebih banyak digunakan untuk keperawatan dan melengkapi seperti mesin pemotong rumput dan sebagainya. Jadi sepenuhnya kita pakai untuk perawatan, terus perawatan-perawatan kecil yang rusak-rusak kita ambilkan dana dari sana,” ucapnya.
Harapan besar untuk pembaruan fasilitas di TPB Margarana sangat diutamakan demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung, serta menjaga keberlanjutan situs bersejarah ini untuk generasi mendatang. (bgn020)24122309