Media Informasi Masyarakat

Tabanan Catatkan Tingkat Pengendalian Penduduk Terendah di Bali, TFR 1,8 Persen

Tabanan, Baliglobalnews

Kabupaten Tabanan mencatatkan prestasi gemilang dalam pengendalian penduduk. Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tabanan, tingkat kelahiran di wilayah ini tergolong rendah, dengan total fertility rate (TFR) 1,8 persen, yang menunjukkan bahwa rata-rata setiap 100 pasangan usia subur memiliki dua anak. Angka ini merupakan yang terendah yang dihitung pertahun di Provinsi Bali.

“Rata-rata usia subur di Tabanan memiliki 2 anak. Nah, kalau di Provinsi Bali rata-rata 2,1 persen. Jadi kita yang paling rendah. Artinya, pengendalian penduduk kita berhasil di sini, dan untuk Provinsi Bali, Tabanan paling rendah tingkat pengendalian penduduknya,” ungkap Kepala DPPKB Kabupaten Tabanan, Ni Wayan Mariati, saat dimintai konfirmasi pada Kamis (27/2/2025).

Menurut Mariati, keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh DPPKB Tabanan, salah satunya adalah dengan menggelar layanan KB bergerak di pasar-pasar tradisional. Layanan ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat, terutama pedagang dan pengunjung pasar, dalam mengakses layanan kontrasepsi tanpa harus meluangkan waktu yang banyak. “Tujuan utamanya karena mereka kalau misalnya harus ke tempat pelayanan KB di tempat praktik rumah sakit swasta atau puskesmas kan harus meluangkan waktu ya. Kalau kami dekati dengan mobil pelayanan kan berarti mereka langsung bisa, tidak banyak luangkan waktu,” katanya.

Mariati menambahkan bahwa layanan KB bergerak ini terbukti efektif dalam meningkatkan cakupan penggunaan alat kontrasepsi. Dia juga menuturkan bahwa dalam kegiatan layanan KB yang digelar pada Rabu (26/2/2025) di sisi selatan Gedung Kesenian I Ketut Maria, dari target 50 peserta, 45 peserta telah mendapatkan layanan KB. Rinciannya, 20 orang memilih IUD, 24 orang memilih implan, dan 1 orang memilih suntik, sehingga tingkat pencapaian layanan mencapai 90 persen.

Pihak juga memaparkan alat kontrasepsi yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah IUD dan implan, serta layanan kontrasepsi lainnya seperti suntik, pil, dan kondom. Untuk metode vasektomi dan tubektomi, peserta yang berminat akan dirujuk ke rumah sakit negeri atau swasta yang telah bekerja sama untuk memberikan layanan secara gratis. “Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan KB yang maksimal, terutama bagi masyarakat yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan,” katanya.

Tahun 2025 ini pihaknya akan menggelar 10 kali kegiatan KB bergerak. Bahkan sasaran tak hanya pasar tradisional, melainkan juga fasilitas lain. ”Kami berharap nanti layanan KB bisa menyentuh terutama di terpencil,” katanya. (wayan gede putra wira atmaja)25022710

Comments
Loading...
Discover Rytr with full feature access.