Media Informasi Masyarakat

Penyaluran Kredit dan DPK di Bali-Nusra Meroket

Denpasar, Baliglobalnews

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali-Nusra mencatat penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan dari periode sebelumnya.

“Penyaluran kredit mencapai Rp236,53 triliun atau tumbuh 7,74 persen dari tahun ke tahun (yoy). Ini meningkat dibandingkan April 2025 yang sebesar 6,74 persen yoy,” kata Kepala OJK Provinsi Bali,Kristrianti Puji Rahayu dalam keterangannya, di Denpasar, dalam keterangannya pada Minggu (13/7/2025).

Berdasarkan jenis penggunaannya, kata dia, sebesar 58,29 persen kredit di wilayah Bali dan Nusa Tenggara disalurkan kepada kredit produktif, yaitu 33,23 persen dalam bentuk modal kerja dan 25,06 persen dalam bentuk investasi. Pertumbuhan kredit yoy didorong oleh peningkatan nominal kredit investasi yang bertambah sebesar Rp14,87 triliun atau tumbuh 33,47 persen yoy lebih tinggi dibandingkan April 2025 yang tumbuh 31,50 persen yoy. “Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini, menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap prospek kondisi ekonomi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara,” katanya.

Berdasarkan sektornya, lanjutnya, penyaluran kredit perbankan di wilayah Bali dan Nusa Tenggara didominasi oleh sektor penerima kredit bukan lapangan usaha dengan market share 41,71 persen dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 23,92 persen. “Peningkatan nominal kredit di Provinsi Bali utamanya disumbangkan oleh sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum yang bertambah Rp2,1 triliun, tumbuh 18,12 persen yoy,” ucapnya.

Sementara di Provinsi NTB, peningkatan nominal kredit terbesar berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yang bertambah Rp6,27 triliun (tumbuh 58,22 persen yoy). Sedangkan di Provinsi NTT, peningkatan nominal kredit terbesar berasal dari oleh sektor penerima kredit bukan lapangan usaha yang bertambah Rp1,44 triliun (tumbuh 5,62 persen yoy).

Berdasarkan kategori debitur, sebesar 42,21 persen kredit di wilayah Bali dan Nusa Tenggara
disalurkan kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan pertumbuhan sebesar 1,57 persen yoy, sedikit melandai dibandingkan April 2025 yang sebesar 2,16 persen yoy. “Tingginya porsi penyaluran kredit perbankan kepada UMKM menunjukkan keberpihakan bank untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” jelasnya.

Seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit, penghimpunan DPK juga mengalami pertumbuhan positif. Penghimpunan DPK posisi Mei 2025 mencapai Rp283,67 triliun atau tumbuh
7,70 persen yoy, meningkat dibandingkan posisi April 2025 yang sebesar 6,46 persen yoy. “Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan Mei 2024 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp11,62 triliun dan deposito sebesar Rp6,2 triliun” ucapnya. 

Untuk kualitas kredit perbankan di wilayah Bali dan Nusa Tenggara tetap terjaga di bawah threshold (5 persen) dengan Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,20 persen sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi April 2025 yang sebesar 3,19 persen. “Ke depan, tetap perlu diperhatikan risiko perbankan utamanya risiko pasar dan dampaknya pada risiko likuiditas terkait sentimen suku bunga global yang masih tetap tinggi, serta potensi peningkatan risiko kredit akibat sentimen negatif yang berasal baik dari dalam maupun luar negeri,” ucapnya.

Untuk itu, perbankan diminta meningkatkan daya tahannya melalui penguatan permodalan dan menjaga coverage CKPN dan PPAP secara memadai, serta secara rutin melakukan stress test untuk mengukur kemampuan permodalannya dalam menyerap potensi risiko. (bgn008)25071313

Comments
Loading...