Media Informasi Masyarakat

Pemkot Denpasar Jajaki Ranperda Pelestarian Ogoh-ogoh, Didukung PHDI, MDA, FKUB, Sabha Upadesa Hingga Pasikian Yowana

Denpasar, Baliglobalnews

Pemerintah Kota Denpasar mulai menjajaki pembentukan rancangan peraturan daerah (ranperda) tentang pelestarian ogoh-ogoh di Kota Denpasar. Hal ini merupakan lanjutan dari penerapan Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 29 Tahun 2020 tentang Pelestarian Ogoh-Ogoh. Sehingga nantinya pelaksanaan ogoh-ogoh serangkaian Nyepi di Kota Denpasar dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan, pakem, dan dresta yang disesuaikan dengan pararem Desa Adat masing-masing.

Demikian terungkap saat pelaksanaan Rapat Evaluasi Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Isaka Warsa 1946 Tahun 2024 di Ruang Praja Utama Kantor Walikota Denpasar, Kamis (14/3/2024).

Ketua MDA Kota Denpasar, AA Ketut Sudiana, mejelaskan secara umum, pelaksanaan rangkaian Hari Suci Nyepi Isaka Warsa 1946 tahun 2024 di Kota Denpasar telah berjalan lancar dan aman. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan dan harus ditindaklanjuti secara serius.

Usulan pembentukan ranperda pelestarian ogoh-ogoh ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga adat dan tradisi Bali, salah satunya adalah ogoh-ogoh. Hal ini dimaksudkan guna menghindari adanya pergeseran makna dan pelaksanaan ogoh-ogoh di Kota Denpasar. Terlebih sebagaimana kita ketahui bahwa Denpasar merupakan ibukota dengan penduduk yang heterogen.

Dia menyebutkan dengan adanya Perda ini nantinya pelaksanaan pembuatan ogoh-ogoh, pawai, pengarakan hingga lomba ogoh-ogoh akan berlangsung secara sistematis. Termasuk juga maraknya penggunaan soundsystem  saat pengarakan ogoh-ogoh yang disinyalir tidak sesuai dengan adat, budaya dan tradisi Bali.

“Jadi nanti dengan adanya Perda ini maka setiap stakeholder dapat melaksanakan penertiban, dan pawai atau arak-arakan ogoh-ogoh dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tradisi,” ujarnya

Selain usulan Ranperda, kata dia, juga turut disepakati beberapa hal penting sebagai evaluasi pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Isaka Warsa 1946 Tahun 2024, yakni ke depan pelaksanaan pawai ogoh-ogoh di wilayah Kota Denpasar khususnya di titik nol Catur Muka dikoordinasikan bersama oleh Majelis Desa Adat Kota Denpasar, Sabha Upadesa, Pasikian Yowana, Parisadha Hindu Dharma Indonesia Kota Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar bersama Forkopimda Kota Denpasar serta pengamanan pawai ogoh-ogoh di Kawasan Catur Muka dikoordinir oleh perwakilan Pecalang Desa Adat se-Kota Denpasar berjumlah 70 orang, bersama dengan Satua Polisi Pamong Praja Kota Denpasar, Dinas Perhubungan Kota Denpasar dan Forkopimda Kota Denpasar.

“Yang tak kalah penting adalah lomba/parade ogoh-ogoh yang dilaksanakan di tingkat desa adat bersama desa/kelurahan tetap dilaksanakan sesuai dengan awig-awig/pararem/keputusan desa adat setempat,” ujarnya.

Bendesa Adat Denpasar, AA Ngurah Alit Wirekusuma mendukung penuh pembentukan perda ini. Bahkan, sejalan dengan perda tersebut, pihaknya bersama jajaran di desa adat Denpasar akan mencetuskan awig-awig atau pararem yang akan mengatur proses pembuatan hingga pengarakan ogoh-ogoh di wilayah Desa Adat Denpasar.

“Tentunya kami sangat setuju, dan ini dapat menjadi dasar dan pedoman bagi semua pihak agar tidak menyalahgunakan momentum rangkaian Nyepi ini, termasuk ogoh-ogoh yang menyimpang dari nilai-nilai adat Bali,” ujarnya.

Kabag Hukum Komang Lestari Kusumadewi mengatakan untuk menyikapi berbagai usulan dari pemangku kepentingan tersebut, Pemerintah Kota Denpasar akan menyiapkan regulasi berupa peraturan daerah yang mengatur pedoman pelestarian ogoh-ogoh sehingga diharapkan Pengerupukan Tahun Caka 1947/Tahun Masehi 2025. (bgn003)24041408

Leave A Reply

Your email address will not be published.