Media Informasi Masyarakat

PAYUNG HITAM Luncurkan Single Terbaru Dialog Dini Hari untuk Mendukung Pembela HAM

Denpasar, Baliglobalnews

Di tengah situasi perlindungan HAM yang tak kunjungan membaik, trio blues/folk Dialog Dini Hari (DDH) mengeluarkan lagu terbarunya, Payung Hitam, Jumat (10/12/20).

Peluncuran lagu baru ini menjadi pengingat kembali bahwa masih banyak pelanggaran HAM di masa lalu yang tak kunjung selesai hingga saat ini.

“Kami sengaja meluncurkan lagu ini (Payung Hitam) pada hari peringatan HAM sedunia untuk mengingatkan kembali bahwa masih banyak pelanggaran HAM yang tidak kunjung diselesaikan pemerintah,” kata Dadang SH Pranoto, gitaris dan vokalis trio blues/folk dari Bali ini.

Selain itu, terpuruknya situasi ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang menghantam sejak awal tahun, seorang menteri tega melakukan korupsi bantuan bagi mereka yang terdampak. Di tengah situasi pandemi COVID-19 yang belum juga tertangani dengan baik, pemerintah Indonesia tetap menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember 2020.

“Mungkin dengan karya ini kita bisa menunjukkan bahwa jauh dari Jakarta, kami juga peduli pada apa yang mereka perjuangkan,” ujar Dadang.

Ia mengatakan penciptaan lagu Payung Hitam terinspirasi dari perjuangan para ibu yang setia menggelar aksi tiap Kamis di depan Istana Negara. Meskipun dia dan personel DDH lainnya belum pernah secara langsung terlibat dalam aksi Kamisan tersebut, Dadang mengatakan ikut mendukung, termasuk lewat lagu terbarunya.

Dadang bercerita, pada saat DDH konser di Jakarta tahun lalu, mereka memang pernah dihubungi aktivis Kontras yang ingin mengajak Bu Sumarsih, salah satu aktivis Kamisan dan ibu dari korban tragedi Semanggi I.

“Tetapi waktu itu kami belum siap karena belum ada karya apapun tentang mereka. Dari situ aku jadi mengingat kembali. Akhirnya pada saat lagu ini jadi, aku coba mulai mewujudkan sebuah keprihatinan pribadi sebagai musisi terhadap pelanggaran-pelanggaran HAM yang masih terjadi sekaligus dukungan terhadap aksi Kamisan,” ujar Dadang.

Dalam lagu terbarunya tersebut, DDH dengan tersurat mendukung aksi-aksi menuntut penyelesaian pelanggaran HAM termasuk Aksi Kamisan. Aksi di depan Istana Merdeka itu sudah diadakan lebih dari 13 tahun oleh para korban, keluarga korban, atapun warga lain yang menyerukan tuntutan sama terhadap penguasa negara.

Proses penggarapan Payung Hitam, menurut Dadang, berlangsung selama satu bulan. Setelah Dadang menulis lirik, pencabik bas Brozio Orah dan penabuh drum Deny Surya lalu menyelaraskan aransemennya. Setelah sempat bongkar pasang selama sebulan, lagu itu pun jadi. Permainan klarinet dari Yuvensius Donny Hermawan turut memperindah irama lagu sepanjang 4 menit 23 detik ini.

Dadang menambahkan, peluncuran Payung Hitam pada peringatan Hari HAM tahun ini juga sebagai pengingat, terutama anak-anak muda, tentang pentingnya HAM. Menurutnya HAM merupakan fondasi utama demokrasi di negara manapun juga. “Setiap orang harus menghormati HAM, terutama penguasa,” tegasnya. Harapan DDH itu diwujudkan dalam salah satu bait lirik lagu mereka.

Kesabaranku bagai denyut jantung
Berdetak mengetuk gerbang istanamu
Hingga waktunya nanti darah ditubuhku tak mencapai otak
Kuharap jawaban jawaban yang ku mau bisa kutemukan
Payung payung hitam menunggu

“Apa yang kami sumbang mungkin tidak besar, tetapi hal-hal baik tetap harus didukung seperti perjuangan para korban pelanggaran HAM. Apa yang mereka lakukan lewat aksi Kamisan pun sudah menggaung ke mana-mana,” lanjutnya.

Melalui Payung Hitam, DDH menunjukkan bahwa solidaritas perjuangan membela HAM seharusnya melintas batas geografis dan ideologis.(bgn008)20121009

Comments
Loading...