Paus Pink Raksasa Hiasi Pantai Tanah Lot, Simbol Pelestarian Laut dan Kekayaan Nusantara
Tabanan, Baliglobalnews
Pantai Tanah Lot kembali memukau pengunjung dengan kehadiran paus raksasa berwarna pink yang seolah terdampar di bibir pantai. Karya seni instalasi spektakuler ini, hasil kreasi Arkiv Vilmansa, menjadi salah satu daya tarik utama dalam rangkaian acara “Widya Segara” yang digelar dalam rangka memperingati ulang tahun ke-531 Kabupaten Tabanan, pada Sabtu (30/11/2024).
Dengan dimensi yang luar biasa, yakni panjang 30 meter, lebar 12 meter, dan tinggi 9 meter, paus pink ini menjadi pusat perhatian pengunjung. Proyek ini digagas oleh E-Motion Entertainment, perusahaan yang berpengalaman di industri kreatif, bekerja sama dengan Arkiv Vilmansa dan Galeri Zen1 untuk menciptakan perayaan seni, budaya, dan alam yang penuh warna.
Seniman Arkiv Vilmansa mengatakan paus pink ini mengandung pesan mendalam tentang pentingnya menjaga kelestarian laut. Warna pink yang mencolok dipilih secara simbolis untuk merepresentasikan keindahan dan kerentanan ekosistem laut. “Melalui karya ini, saya ingin menyampaikan pesan bahwa laut adalah sumber kehidupan yang harus kita jaga bersama,” ujarnya.
Menurut Arkiv, tidak hanya menonjolkan estetika visual ‘Widya Segara’ juga membawa misi edukasi tentang perlindungan laut. Instalasi paus raksasa ini mengingatkan pengunjung akan ancaman kerusakan ekosistem laut, terutama akibat pencemaran plastik. ”Kami ingin membangun kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan,” katanya.
Pemilik Galeri Zen1, Nicolaus Kuswanto, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan wujud kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, khususnya laut. “Arkiv telah berkarya di berbagai belahan dunia dan karyanya diakui oleh dunia internasional. Melalui Widya Segara, ia ingin memberikan kontribusi bagi tanah air dengan mengangkat tema laut yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Selain sebagai karya seni yang indah, kata dia, instalasi paus pink ini juga diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan. “Seni rupa kontemporer seperti ini menjadi wadah bagi para seniman muda untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif dan menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat,” ujarnya.
Sementara Kurator pameran, Rizki Zaelani, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan gagasan seniman Arkiv Vilmansa dan tim, sebagai bagian dari rangkaian Festival Seni Widya Segara. Festival ini akan berlangsung pada 14 Desember 2024 hingga 12 Januari 2025 di Locca Sea House Jimbaran. “Karya paus pink ini akan berpindah lokasi, dari Tanah Lot dengan konteks pariwisata budaya yang kuat, menuju Jimbaran yang memiliki nuansa modern. Perbedaan karakter kedua lokasi ini akan menciptakan narasi yang menarik tentang pentingnya laut dan budaya Indonesia,” ujarnya.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengapresiasi acara tersebut sebagai rangkaian dari HUT Kota Singasana, ia pun menjelaskan pentingnya ikan paus dalam tradisi dan budaya masyarakat Bali. “Ikan paus ini sangat disakralkan. Kalau sama tetua disebut sebagai Be Ulam Agung. Kata ‘agung’ berarti besar, Kalau ada ikan paus terdampar di Bali biasanya akan diselamatkan dan dijaga betul di kubur dan upacarai, karena salah satu biota laut yang dikeramatkan bagi orang Bali,” katanya.
Selain instalasi paus pink, acara Widya Segara juga dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni tradisional Bali. Salah satu yang menarik perhatian adalah pertunjukan tek-tekan nangluk merana asal Desa Adat Kediri.
Turut hadir jajaran Polres Tabanan, Dinas Pariwisata, pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, serta sejumlah undangan lainnya. (bgn020)24120103