Ny. Koster: Kartini Milenial Jangan Abaikan Ranah Domestik
Denpasar, Baliglobalnews
Memaknai peringatan Hari Kartini 21 April 2021, Ny. Koster selaku Ketua TP PKK Provinsi Bali mengajak perempuan di era milenial menyegarkan kembali ingatan terhadap semangat emansipasi yang diwariskan tokoh perempuan RA Kartini. Menurut dia, semangat emansipasi yang diwariskan Kartini hendaknya dimaknai sebagai keseimbangan tugas perempuan di ranah domestik dan ranah publik.
Penegasan itu disampaikannya ketika menghadiri peringatan HUT ke-58 Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali di Auditorium Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, Rabu (21/4).
Ny. Koster didampingi Ketua Umum BKOW Bali, Ny Cok Ace menceritakan sosok RA Kartini berjuang bagi kaumnya agar memperoleh kesempatan dan hak yang sama dengan laki-laki. Dia menyebut semangat emansipasi yang dikobarkan RA Kartini banyak tertuang dalam surat-surat yang dikirim untuk Nyonya Abendanon, perempuan berkebangsaan Spanyol yang menjadi sahabat penanya pada masa itu. Kepada Nyonya Abendanon, Kartini banyak mencurahkan pemikiran brilian yang berkaitan dengan emansipasi perempuan.
Surat-surat kepada Nyonya Abendanon mencerminkan bahwa Kartini adalah sosok yang cerdas, peka terhadap situasi dan kondisi kaum perempuan yang saat itu dalam posisi tertindas. Dalam suratnya, pahlawan perempuan yang dikenal dengan slogan ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ itu banyak mengungkap kegelisahannya sebagai kaum perempuan yang berada dalam tekanan. Sebagai sosok yang cerdas, Kartini mengajak kaumnya untuk bangkit. Sejalan dengan perjuangannya membangkitkan emansipasi perempuan Indonesia, pada sisi lain, sosok Kartini juga dengan ikhlas menjalankan tugas di ranah domestik
Pelajaran yang bisa dipetik dari sosok RA Kartini, kata diam keberhasilannya menyeimbangkan tugas domestik dan publik. ”Beliau itu sosok yang cerdas dan berani memperjuangkan hak kaumnya, tapi beliau juga tak melupakan kodrat sebagai perempuan di ranah domestik,” ucapnya.
Hal lain yang bisa diteladani dari sosok Kartini adalah konsistensinya dalam menjaga dan melestarikan adat, budaya dan tradisi. Disebutkan olehnya, perempuan adalah benteng terakhir dalam pelestarian adat, budaya dan tradisi. Hal itu mengingat, perempuan punya tugas yang sangat mulia di ranah domestik yaitu membentuk karakter putra dan putri mereka. ”Dalam sebuah rumah tangga, sosok perempuan sebagai seorang ibu memiliki peran yang sangat penting yaitu merangkul, mendidik dan menyayangi putra putri mereka sehingga menjadi anak yang cerdas dan berbudi pekerti,” katanya.
Mengingat pentingnya tugas di ranah domestik, seorang perempuan di era milenial dituntut bisa menjaga keseimbangan dengan apa yang mereka jalani di ranah ranah publik (karier). ”Perempuan berkarier itu sah-sah saja, tapi harus bisa membagi waktu agar ranah domestik juga mendapat perhatian seimbang,” katanya sembari mengingatkan bahwa laki-laki dan perempuan itu ibarat kepak sayap yang saling menyeimbangkan, bukan saling mengalahkan.
Selain menjaga keseimbangan tugas di ranah publik dan domestik, Ny. Koster juga mendorong perempuan milenial terus mengasah kemampuan agar menjadi sosok yang cerdas, kuat dan berdedikasi. (bgn003)21042209