Ny. Jaya Negara Ajak PKK Se-Denpasar Belajar Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber
Denpasar, Baliglobalnews
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Ny. Jaya Negara, mengajak TP PKK desa/lurah dan kecamatan se-Kota Denpasar belajar pemilahan sampah berbasis sumber di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Sadu, Desa Sumerta Kaja, Minggu (30/5).
Ny. Jaya Negara mengatakan pengelolaan sampah di TPA Sadu Desa Sumerta Kaja sangat bagus di karena sampah tidak ada sisa sama sekali. Bahkan sampah yang diolah bisa menghasilkan pelet atau butiran bahan bakar untuk pembangkit listrik. “Untuk itulah kami mengajak kader Tim Penggerak PKK Desa/Lurah maupun Kecamatan untuk belajar cara pengelolaan sampah berbasis sumber seperti yang dilakukan di Desa Sumerta Kaja,” ujarnya.
Dia menegaskan hal itu harus dilakukan sesuai dengan arahan Tim Penggerak PKK Provinsi Bali saat webinar beberapa waktu lalu yakni mengatasi permasalahan sampah berbasis sumber, mengingat TPA Suwung sudah sangat kritis.
Dengan adanya masalah tersebut, pihaknya mengajak TP PKK untuk belajar secara langsung tentang pengelolaan sampah dari sumbernya di TPS Sadu. Nantinya kader PKK diharapkan bisa mengetahui peran apa yang bisa diambil para ibu-ibu PKK terkait pengelolaan sampah di lingkungannya masing-masing.
Kepala Dinas Pemerintah Masyarakat Desa Kota Denpasar, IB Alit Wiradana, menambahkan kader PKK sangat berperan dalam pembangunan di Kota Denpasar. Dalam suasana menghadapi pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Denpasar ada beberapa hal yang harus diselesaikan salah satunya adalah mengatasi pengelolaan sampah berbasis sumber.
Untuk itu, dia menyebutkan kader PKK wajib mengetahui cara pengolahan sampah berbasis sumber. Dengan belajar secara langsung mereka bisa mengetahui dan bahkan mengatasi masalah sampah yang ada di lingkungannya masing-masing. “Setelah melihat secara langsung cara pengelolaan sampah diharapkan TP PKK bisa mengatasi masalah sampah dari sumbernya salah satunya bisa dengan melakukan pemilihan,” katanya.
Perbekel Desa Sumerta Kaja, I Gusti Ngurah Mayun, mengatakan sampah yang diolah di TPS Sadu adalah sampah rumah tangga yang dihasilkan masyarakat Desa Sumerta Kaja. Dimana masyarakat secara sadar bersedia membawa sampahnya ke TPS Sadu. Sampah yang dibawa ada yang sudah dipilah ada yang belum. Bagi yang belum pihaknya mengedukasi masyarakat agar mau memilah sampah yang dihasilkan bahkan pihaknya juga mengajar masyarakat dalam cara pemilihannya
Setelah itu pihaknya melakukan pengelolaan sampah berbasis sumber yang dilakukan di Desa Sumerta Kaja menggunakan metode Saiber Marutha 5 R yakni Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Regenerative.
Dimana dalam pengelolaan sampah itu dilakukan berbagai tahapan hingga menghasilkan pallet. Pertama sampah masuk ke TPS Sadu lalu sampah dipilah, ketiga masukan ke box bambu. Sampah diratakan sebelum disiram dengan bioaktivator. Langkah selanjutnya campur bioaktivator dengan air murni 1 liter berbanding 25 liter untuk satu box bambu, satu box bambu kapasitas sampah lebih 500 kg. Penyiraman dengan bioaktivator merata, hari kedua sudah nampak sampah menyusut. Selanjutnya sampah akan kering dan menyusut 50 persen setelah didiamkan selama 5 sampai 7 hari. Sebelum sampah masuk ke mesin cacah harus steril dari benda- benda keras seperti kawat besi paku dan lain sebagainya. Hasil sampah yang telah dicacah menggunakan mesin cacah marutha dilanjutkan masuk mesin press pelet menjadi butiran bahan bakar. Menurutnya mesin cacah sampah adalah buatan koperasi produsen Marutha Bersih Bali . “Sehingga dalam pengelolaan sampah berbasis sumber ni kami bekerjasama dengan Marutha,” katanya.
Pendamping Pengelolaan Sampah Marutha, Anak Agung Dwipa Admaja, mengatakan sampah yang dikelola per hari di TPS Sadu 2 ton. Dari Jumlah sampah tersebut jumlah boks yang diperlukan untuk mengolah sampah sebanyak 42 boks dan satu set mesin cacah dan kedua mesin pelet.
Untuk pelet yang dihasilkan di Desa Sumerta Kaja pihak Marutha langsung membelinya. Selanjutnya pelet tersebut dijual lagi ke PT Indonesia Power.(bgn003)21053018