Laksanakan Karya Memukur dengan Tetap Patuhi Prokes, Bupati Giri Prasta Apresiasi Krama Bedauh, Carangsari
Badung, Baliglobalnews
Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, memberikan apresiasi dan dukungan terhadap karya memukur yang dilaksanakan krama Banjar Bedauh, Desa Carangsari, Kecamatan Petang. Meskipun masa pandemi krama banjar tetap guyub melaksanakan yadnya sebagai sebuah tanggung jawab dan dharmaning leluhur dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. “Kami atas nama Pemkab Badung merasa bangga melihat gotong-royong krama Banjar Bedauh sehingga mampu melaksanakan karya memukur seperti ini, terlebih di tengah wabah covid-19. Namun kami ingatkan krama banjar tetap mematuhi protokol kesehatan,” jelas Bupati Giri Prasta saat menghadiri upacara ngengget don bingin sebagai rangkaian Karya Memukur di Banjat Bedauh, Carangsari, Selasa (15/6). Giri Prasta mengharapkan kepada krama yang memiliki puspa agar betul-betul mengikuti jalannya karya mulai dari awal hingga ngelinggihang ring pemerajan (rong tiga) serta didasari atas hati yang tulus iklas. Diharapkan pula pelaksanaan karya sesuai sastra agama Hindu serta yang terpenting guyub ring pasemetonan. “Dalam pelaksanaan karya atiwa tiwa, atma wedana lan sarwa prakerti ini, beberapa hal yang patut dipahami. Mulai dari murwa daksina dengan menggunakan sapi gading atau sapi selem batu, yang akan mengantarkan atma menuju surga. Selain itu dalam prosesi meajar-ajar ada yang disebut catur loka pala. Meajar-ajar ke Utara di Pura Beratan, Barat ke Batu Kau, Selatan ke Uluwatu, dan Timur ke Goa Lawah. Yang terakhir dan utama adalah saat ngelinggihang disebut dewa pretista bermakna menyatukan bumi dengan langit dengan konsep padu muka,” pungkasnya.Sementara Kelian Adat Banjar Bedauh I Made Suada selaku manggala karya, menyampaikan, karya nyekah ini sudah diawali paruman krama banjar yang dilaksanakan tiga bulan lalu. Untuk tahun ini nyekah diikuti sebanyak 16 puspa, matatah/potong gigi 34 orang. Biaya upacara bersumber dari pemilik puspa dan dari para donatur. Dudonan karya, dimulai sejak 2 Juni dengan upacara nyukat karang, 11 Juni ngingsah, 15 Juni ngangget don bingin, ngajum lan ngekeb, puncak karya 16 Juni. Sedangkan 17 Juni dilanjutkan nyegara gunung dan melinggih di merajan soang-soang. (bgn003)21061533